"Saya tumbuh di keluarga yang sudah berbagi peran," ujar Lenny, ketika ditemui oleh PARAPUAN.
"Jadi saya melihat orang tua saya berbagi peran. Kemudian kami anak-anaknya juga, kakak saya yang laki-laki juga, tidak ditabukan melakukan pekerjaan yang selama ini dinilai untuk perempuan," imbuh Lenny.
Lenny menceritakan bahwa ia memiliki kakak laki-laki yang bahkan menyeterikan baju dan membersihkan lantai di rumah.
"Jadi kami tujuh bersaudara memang dari kecil dididik dan diberikan contoh-contoh oleh orang tua bahwa melakukan semua pekerjaan itu bisa dilakukan bersama-sama, kecuali yang memang fungsi reproduksi," ungkapnya.
Ia mengisahkan pula bahwa dalam keluarganya baik anak perempuan maupun laki-laki harus berpendidikan.
"Jadi sebenarnya refleksi (pekerjaan perawatan) dari rumah itu terbawa ya sampai akhirnya dewasa, sampai membentuk keluarga baru. Ya saya mempraktikkan lagi," terangnya.
Menurut Lenny, di keluarganya meskipun tugasnya berbeda, tapi pekerjaan perawatan itu bisa dilakukan bersama-sama.
Lenny menyatakan penting bagi para pasangan untuk membuka diri dan berbagi peran dalam keluarga, supaya pekerjaan perawatan bisa dilakukan bersama-sama.
Penting untuk menyeimbangkan pekerjaan perawatan dalam rumah tangga untuk mengurangi beban ganda pada perempuan dan mendorong kesetaraan gender.
Ia mengungkap bahwa membangun keluarga itu merupakan sebuah proses yang tak mudah, jika niatnya membesarkan anak bersama maka aktivitas di tingkat keluarga pun harus dilakukan bersama.
Lenny berpesan agar perempuan di Indonesia juga lebih terbuka dengan pasangannya untuk melakukan perawatan bersama, jadi tak hanya dikomunikasikan tapi juga dibangun dalam keluarga.
Baca Juga: Orang Tua Milenial Wajib Tahu, Ini 3 Tips Mendidik Anak Generasi Alpha
(*)