Seniman perempuan yang terlibat ini memiliki profil berusia 40 tahun ke bawah, berasal dari berbagai kota di Indonesia, dan karyanya telah memperoleh apresiasi nasional dan internasional.
Para seniman ini terpilih melalui proses panjang dengan kurasi ditangani oleh Farah Wardani, kurator independen yang bermukim di London, Inggris.
Pameran ini dihelat oleh Ellipse Art Projects (Paris) bekerja sama dengan DeKa Kom dan mengambil tempat di Bentara Budaya Art Gallery di Menara Kompas, Lantai 8.
Karya yang disajikan beragam, mulai dari lukisan, video, sound art, instalasi, mural, bordir, hingga kreasi seni berbasis lingkungan. Masing-masing dari 12 seniman itu menafsirkan tema "Bhinneka Tunggal Ika (unity in diversity)" sesuai perspektif, pengalaman, dan eksplorasi artistiknya yang unik.
Tema ini dipilih karena dinilai relevan dalam merespons situasi kekinian di dalam negeri maupun di dunia internasional yang diwarnai friksi, perpecahan, bahkan konflik akibat perbedaan dalam kelompok masyarakat.
Spirit jargon nasional Indonesia itu penting dihidupkan kembali sebagai ajakan untuk membangun kehidupan damai dengan saling menghargai satu sama lain.
Menurut Farah Wardani, para seniman itu mewakili generasi milenial Indonesia yang tumbuh tidak hanya sebagai warga Indonesia, tapi juga warga dunia.
Bagi mereka, Bhinneka Tunggal Ika bukan semata ideologi nasional, tapi juga ideologi kemanusiaan universal yang penting diwujudkan dalam tatanan global. Semangat Bhinneka dimanifestasikan dalam praktik artistik kontemporer mereka dengan beragam medium, eksperimen, dan eksplorasi.
"Sebagai bagian dari generasi global, semangat Bhinneka tidak hanya diinternalisasi oleh para seniman itu sebagai semboyan bangsa, namun juga dalam membentuk cara pandang mereka sebagai orang Indonesia di dunia yang terus berubah. Ini ekspresi seni yang menarik," kata Farah.
Baca Juga: Rayakan Perkembangan Dunia Seni, ArtMoments Jakarta 2023 Siap Digelar Kembali
Lewat pameran ini, Ellipse Art Projects asal Prancis memberikan support kepada 12 seniman Indonesia terpilih, berusia di bawah 40 tahun, yang sedang mengembangkan diri sebagai perupa.
Program bimbingan seni ini bertujuan untuk mendukung seniman perempuan muda dalam berkarya, menghubungkan mereka dengan mentor berpengalaman sehingga mendorong pertukaran timbal balik pengetahuan dan inspirasi.
Glory Oyong, Corporate Communication Director Kompas Gramedia, menyambut kerja sama Ellipse Art Project dan DeKa Kom dalam pameran bersama "Bhineka Tunggal Ika" di Bentara Budaya Art Gallery.
Program ini diharapkan menjadi jembatan untuk mendukung seniman Indonesia dalam berkreasi dalam kancah global dengan semangat saling menghargai.
"Sikap saling menghormati perbedaan perlu terus didengungkan di tengah ancaman perpecahan dan konflik di sejumlah wilayah di dunia sekarang," katanya.
Ellipse Art Project merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2020 oleh Ellipse Projects, perusahaan desain dan konstruksi infrastruktur Prancis yang beroperasi di Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Perusahaan ini berkomitmen untuk pembangunan dan kesejahteraan sosial. Ellipse berusaha mendorong dialog yang tulus dan saling menghormati budaya melalui seni serta berbagi pengetahuan dengan mendukung dan memberikan suara seniman muda.
Berbasis di Jakarta, DeKa Kom adalah perusahaan yang mengembangkan komunikasi dan hubungan masyarakat dengan mengintegrasikan data dan teknologi dengan prinsip tata kelola dan hubungan yang baik.
Perusahaan ini menciptakan pengalaman yang dinamis dan interaktif sehingga dapat membangun ikatan komunikasi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan platform digital hingga chatbot berbasis AI.
Baca Juga: Komunitas Senyum Army Kembali Hadirkan Pameran Seni BTS Bertajuk RUMAH
(*)