Parapuan.co - Di tengah semakin terancamnya ekosistem laut, ragam upaya dilakukan banyak pihak untuk membantu memperbaiki lingkungan sekitar.
Salah satunya adalah seperti upaya yang dilakukan oleh National Geographic Indonesia melalui inisiatif program Sisir Pesisir.
Sisir Pesisir ini merupakan program yang bertujuan untuk melestarikan dan memanfaatkan ekosistem laut di daerah pesisir bersama masyarakat pesisir.
Adapun kegiatan yang dilakukan melibatkan warga, komunitas, serta media untuk pengambilan data mutakhir dari kondisi ekosistem pesisir Indonesia.
Bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan data serta gambaran kondisi pesisir bagian darat dan laut, program ini juga dilakukan guna meraih informasi terkait hal-hal yang menjadi peluang maupun ancaman bagi kondisi ekosistem pesisir Indonesia.
Termasuk juga mengenalkan budaya pesisir dan cara warga lokal menjaga lautnya.
Melanjutkan kesuksesan forum diskusi yang dilakukan Juli 2023 lalu, National Geographic mengadakan program “Jaringan Masjid”.
Ini merupakan sebuah program pengembangan masyarakat yang melibatkan karang taruna dan komunitas yang berpusat di Masjid Kawasan sekitar pesisir.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah membersihkan sampah pesisir, serta lokakarya mengelola sampah daur ulang yang akan dibawakan oleh Andi Alghifari Darma, founder Daur.id di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Tangerang (13/11/2023).
Baca Juga: Menu Baru Fore, Cinta Laura Ajak Anak Muda Lebih Percaya Diri dan Peduli Lingkungan
Kegiatan ini pun disambut baik warga Desa Ketapang yang turut membersihkan area pesisir dan terlibat dalam lokakarya pengembangan sumber daya masyarakat.
Pihak Karang Taruna Ketapang pun berharap kegiatan yang diselenggarakan oleh National Geographic Indonesia dan #SayaPilihBumi ini bisa terus berlanjut hingga tahap pendampingan pemberdayaan masyarakat.
“Alhamdulillah, kalau kita bersih-bersih, sebelumnya, sudah berjalan hampir tiga tahun. Dengan adanya kegiatan lagi dari National Geographic Indonesia dan #SayaPilihBumi, kita sangat antusias sekali untuk kegiatan ini," tutur Rusly, Sekretaris Karang Taruna Ketapang.
Menurut Rusly, memang sudah seharusnya produk-produk dari sampah yang dihasilkan masyarakat, untuk dipilah-pilih lagi, atau dibuat untuk ditujukan kepada pengembangan pariwisata sekitar Desa Ketapang.
Lebih dari itu, kegiatan ini pun diharapkan dapat memperkaya jaringan masjid di sepanjang pesisir Indonesia untuk menjadi pusat edukasi lingkungan, serta rumah untuk gerakan penjaga kelestarian pesisir.
Melalui kegiatan ini pula, National Geographic Indonesia ingin memastikan terhubungnya komunitas dengan jaringan masjid, dan memberikan pendampingan yang dibutuhkan untuk menjadikan tempat beribadah memiliki sudut pandang baru terkait isu lingkungan di kawasan pesisir Indonesia.
“Jadi ini adalah langkah awal kita mencoba untuk yang terdekat dulu di sekitar Jakarta. Kita ke Mauk, Tangerang, lalu kedepannya kita akan mencoba untuk menjelajah lagi ke beberapa pesisir yang ada di Indonesia," jelas Head of Community and Campaign #SayaPilihBumi, Diky Wahyudi Lubis.
Ditambahkan olehnya bahwa hal yang dibutuhkan masyarakat di Ketapang adalah keberlangsungan, keberlanjutan dari setiap program yang diberikan.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Xiaomi dan Octopus Kelola Daur Ulang Sampah Elektronik
"Semoga ini bukan menjadi seremonial saja, kita bisa melakukan satu proyek bersama untuk me-monitoring, kita membuat sebuah reporting yang terukur dengan teman-teman di sini,” tambahnya.
Menurut Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia, kondisi iklim semakin mengkhawatirkan dari hari ke hari.
Namun sisi baiknya, ada kesiapan anak-anak muda untuk turut ikut andil dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Didi percaya bahwa dengan merajut keterlibatan generasi muda pesisir dan jaringan rumah ibadah di negeri ini akan mengembalikan identitas masyarakat sebagai insan yang beradab, berbudaya, dan berpihak kepada lingkungan.
"Hari ini kita memulai langkah sederhana dengan mengutip jengkal demi jengkal limbah tercecer di pesisir negeri, bersama esok kita akan melanjutkan upaya ke langkah yang lebih besar dan perubahan signifikan. Salam lestari!” ujarnya.
Tak sekadar dilakukan di Ketapang, rencananya kegiatan ini akan menggapai beberapa kawasan pesisir di Indonesia.
Mulai dari Pulau Seribu, Taman Nasional Bunaken, Pulau Sorong, Pulau Meulaboh, serta Pantai Mentawai.
(*)
Baca Juga: Apakah Membeli Baju Bekas Fast Fashion Bisa Menyelamatkan Lingkungan?