6 Fakta Pneumonia pada Anak, Bisa Dicegah dengan Menyusui dan Vaksin

Anna Maria Anggita - Kamis, 30 November 2023
UNICEF bagikan fakta pneumonia pada anak.
UNICEF bagikan fakta pneumonia pada anak. Sorapop

Parapuan.co - Kasus pneumonia misterius pada anak yang terjadi di China membuat warga dunia was-was.

Dilansir dari Kompas.com, kini Belanda juga mengalami peningkatan kasus pneumonia serupa pada anak-anak.

Institut Penelitian Kesehatan Belanda (NIVEL) melaporkan 80 dari setiap 100 ribu anak berusia antara 5-14 tahun menderita pneumonia pada minggu lalu.

Kasus tersebut merupakan wabah pneumonia terbesar yang pernah dicatat NIVEL dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2020, United Nations Children's Fund (UNICEF) pun membagikan fakta mengenai pneumonia pada anak, yakni:

1. Penyebab Kematian Terbesar

Melansir dari unicef.org, pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa menjangkiti salah satu atau kedua paru-paru, bahkan jadi penyebab kematian anak terbesar dibanding penyakit menular lainnya.

Di seluruh dunia, 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya.

Sedangkan di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia di 2018, atau lebih dari dua anak setiap jam.

Baca Juga: 5 Langkah Mencegah Pneumonia Pada Anak, Termasuk Lakukan Imunasasi

2. Penyakit Menular

Pneumonia ini kategori penyakit menular, yang bisa menyebar melalui beberapa cara.

Pneumonia diketahui menular melalui udara seperti dari batuk dan bersin.

Selain itu, pneumonia juga menyebar melalui darah, khususnya selama atau setelah kelahiran, bahkan bisa menular dari permukaan yang terkontaminasi.

3. 50 Persen Kematian Anak akibat Pneumonia Berkaitan dengan Polusi Udara

Kawan Puan harus tahu bahwa sekitar 50 persen kematian anak akibat pneumonia berkaitan dengan polusi udara.

Polusi udara di luar ruangan mengancam anak-anak, khususnya dengan meningkatnya urbanisasai di negara-negara dengan angka pneumonia tinggi.

Meski begitu, polusi udara di dalam ruangan yang diakibatkan oleh udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan juga menimbulkan risiko global yang lebih tinggi.

Baca Juga: Dijuluki The Silent Killer, Ini Bahaya Penyakit Pneumonia pada Anak

Perlu diketahui, kematian anak dari pneumonia akibat polusi udara di dalam ruangan sebanyak 62 persen.

4. Cuci Tangan dengan Sabun Mengurangi Risiko Pneumonia Sampai 50 Persen

Kondisi pneumonia ini sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan tindakan perlindungan seperti mencukupi asupan gizi, mengurangi faktor risko dari polusi udara, dan menerapkan praktik hidup besih.

Misalnya, cuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia dengan mengurangi paparan terhadap bakteri.

Hendaknya diketahui di Indonesia, 64 persen populasi memiliki fasilitas pencucian tangan dasar di 2017.

5. Menyusui Mencegah Pneumonia pada Anak

Ibu yang baru melahirkan, sebaiknya menyusui anak secara eksklusif untuk enam bulan pertama.

Sebab, menyusui anak adalah cara efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia dan penyakit menular lainnya.

Pasalnya ASI dapat membuat sistem kekebalan bayi lebih kuat.

Baca Juga: Akibat Kualitas Udara Buruk, Polusi Udara Sebabkan Serangan Asma

6. Vaksin Dapat Mencegah Kematian Anak

Kematian akibat pneumonia dapat dicegah, caranya dengan imunisasi Hib, pneumococcus, campak dan pertussis.

Di Indonesia, cakupan vaksin DTP3 dan Hib3 pada anak usia satu tahun di 2018 adalah 79 persen.

Di samping itu, Indonesia sudah menetapkan target untuk meningkatkan PCV pada tahun 2024 untuk menjangkau lima juta bayi yang lahir tiap tahunnya. 

Akankan Pneumonia Misterius pada Anak Menyebar ke Indonesia?

Mengutip Kompas.com, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai, penyakit sistem pernapasan akan sangat cepat potensinya untuk menyebar ke berbagai wilayah termasuk Indonesia.

"Apakah bisa ke Indonesia (wabah pneumonia misterius), bisa, sangat jelas (bisa)," terang Dicky.

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena penerbangan ke luar negeri sudah normal bahkan berfrekuensi tinggi jadi masyarakat yang memiliki anak-anak usia SD harus waspada.

Oleh sebab itu, jika anak mengalami demam, batuk, pilek, gangguan napas, dan gangguan makan-minum, maka sebaiknya segera membawa anaknya ke rumah sakit atau dokter anak.

Dicky menambahkan hingga saat ini penyakit pneumonia misterius ini belum jelas penyebabnya.

Baca Juga: Cipung Masuk Rumah Sakit, Ini 3 Penyakit Paru-Paru yang Disebabkan Bakteri

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja