Menurut Edward Hutabarat, peradaban Indonesia berkaitan erat dengan 'selimut' (kain) yang mana di sepanjang Nusantara dikenal dengan nama lain seperti sarung dan jarit.
Oleh sebab itu, seluruh koleksi dalam pameran ini menunjukkan keindahan, kekayaan, keterampilan, dan kearifan budaya Indonesia, khususnya Sumba.
Selimut yang seluruhnya ditenun dari bahan alami ini telah berperan penting dalam budaya dan kehidupan sehari-hari selama berabad-abad.
View this post on Instagram
Peresmian pameran ini menjadi sajian tak terlupakan di lorong Carrousel du Louvre yang menakjubkan.
Anggun, penyanyi berdarah Indonesia, terlihat mengenakan gaun brokat putih berselendang kain tenun merah koleksi Eduard Hutabarat.
Ia membawakan dua karya lagu populernya yakni "Snow in The Sahara" dan "Mimpi", sambil diiringi permainan piano sang suami.
Para model juga tampil elok diselimuti kain tradisional. Mereka berjalan apik dan
molek di lantai Carrousel du Louvre diiringi musik nan indah.
Di samping itu, para audiens juga dapat mencicipi sajian kuliner khas Nusantara yang diracik oleh restoran Djakarta Bali ditawarkan pada saat cocktail.
Saat pembukaan pameran, Ketua Bidang 1 Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Franka Makarim, menyatakan bahwa Edward berhasil menampilkan kejayaan dan keunggulan peradaban Indonesia di masa lalu.
Tentunya keberhasilan Edward tersebut menjadi sebuah inspirasi untuk dijadikan bagian dari peradaban modern dunia saat ini.
"Momen istimewa ini adalah pementasan Indonesia paling spektakuler yang pernah berlangsung di Paris, agar visibilitas Indonesia lebih luas di Paris," ujar pengaggas Best of Indonesia, Nina Hanafi.
"Ini ikhtiar bersama untuk memberikan dampak positif pada citra dan visibilitas jenama dan talenta terbaik Indonesia di kancah internasional," pungkasnya.
Baca Juga: 4 Gaya Fashion Lyodra, Bak Sang Dewi dalam Balutan Wastra Nusantara
(*)