Parapuan.co - Kawan Puan, nama Putri Handayani mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan pendaki gunung di Indonesia.
Putri Handayani dikenal sebagai pendaki perempuan yang sudah menaklukkan tujuh puncak tertinggi dunia.
Baru-baru ini sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, perempuan asal Serdang Bedagai, Sumatera Utara itu mengungkap rencananya segera berangkat ke Benua Antartika.
Ia bersiap untuk menjalani misi "Road to The Explorer’s Grand Slam: Antarctic 8 Expedition" yang bakal dilakukan Desember 2023 ini.
Sesuai dengan nama ekspedisinya, Putri menargetkan petualangannya kali ini adalah untuk meraih gelar The Explorer’s Grand Slam.
Gelar tersebut ialah gelar prestisius yang disematkan kepada para penjelajah dan petualang yang dapat menuntaskan pendakian 7 puncak tertinggi di 7 benua, ditambah penjelajahan ke Kutub Utara dan Selatan.
Jika Putri berhasil menuntaskan misinya, ia akan menjadi orang Indonesia dan perempuan Asia Tenggara pertama yang mendapatkan titel tersebut.
Di "Road to The Explorer’s Grand Slam: Antarctic 8 Expedition" ini, Putri Handayani menargetkan dua hal.
Yang pertama adalah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Gunung Vinson (4.892 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di benua Antartika.
Baca Juga: 3 Selebritis Perempuan Indonesia yang Hobi Naik Gunung, Siapa Saja?
Kedua, yaitu penjelajahan dengan ski ke titik paling selatan bumi, Kutub Selatan, tepatnya di sepanjang garis lintang terakhir (South Pole Last Degree, 890-900S).
Sampai saat ini, Putri telah memasuki tahun ketujuh sejak awal ekspedisinya demi meraih gelar The Explorer’s Grand Slam.
Selama kurun waktu tersebut, pendaki lulusan Fakultas Teknik UI ini telah menyelesaikan pendakian ke puncak Gunung Kilimanjaro (tertinggi di benua Afrika), Carstensz Pyramid (tertinggi di benua Australia dan Oseania), Elbrus (tertinggi di Benua Eropa), Aconcagua (tertinggi di benua Amerika Selatan), serta Denali (tertinggi di Benua Amerika Utara).
Ia masih menyisakan penjelajahan Kutub Utara dan pendakian Gunung Everest yang rencananya akan dijalaninya pada tahun 2024.
Sampai saat ini, sudah sekitar 1.400 orang yang berhasil mencapai puncak Gunung Vinson.
Menurut catatan para pendaki, rata-rata tim ekspedisi memerlukan waktu lima sampai sembilan hari untuk mendaki gunung ini sampai ke puncaknya tergantung kondisi cuaca.
Karena semua pendaki akan merasakan titik suhu terendah, serta hembusan angin kencang hingga 80 km/jam.
Sementara untuk menghadapi penjelajahan Kutub Selatan menuju ke titik paling selatan bumi (South Pole Last Degree 890-900S), Putri sudah menggelar latihan kemampuan fisik dan teknis di Chamonix, Prancis, pada 23-28 Oktober lalu.
Kemampuan beradaptasi di suhu dingin tentunya sangat vital dalam ekspedisi ini.
Karena di tengah suhu yang amat dingin, para penjelajah tetap harus membawa seluruh peralatan dan perbekalan dengan menggunakan ski dan sled salju.
Tercatat, suhu paling hangat di kutub selatan adalah -12,30 Celcius, sementara suhu terdingin yang pernah terekam adalah -1170 Celcius.
"Untuk Gunung Vinson dan Kutub Selatan, saya mempersiapkan dengan matang, dengan memilih lokasi latihan yang kurang lebih bisa mensimulasikan tantangan-tantangan yang akan saya hadapi di Antartika," kata Putri.
"Jika dibandingkan Gunung Vinson, penjelajahan ke Kutub Selatan buat saya lebih menarik. Karena untuk Gunung Vinson setidaknya sudah ada 11 pendaki Indonesia yang saya kenal berhasil mencapai puncak," tuturnya.
"Tapi untuk penjelajahan ke Kutub Selatan, belum pernah dilakukan orang Indonesia sebelumnya," imbuh perempuan yang akan memulai misinya dari Vinson Base Camp pada tanggal 9 Desember 2003 tersebut.
Misi ini tentunya didukung oleh banyak pihak, termasuk Menteri Pertahanan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI), Eiger Adventure, dan National Geographic Indonesia.
Selain misi meraih gelar The Explorer’s Grand Slam, Putri juga membawa misi lain untuk pemberdayaan perempuan Indonesia.
Ia ingin perempuan Indonesia tidak ragu dan bertekad kuat jika memiliki mimpi dan cita-cita di berbagai bidang, meskipun bidang itu didominasi oleh laki-laki.
Melalui platform "Jelajah Putri", Putri berharap unggahan-unggahan kegiatannya di media sosial dapat mendorong perempuan Indonesia agar berani bekerja, bertualang, dan mengekspresikan diri tanpa terbatasi oleh bias gender.
Putri percaya, bahwa seseorang tidak perlu "luar biasa" terlebih dahulu untuk bisa meraih capaian yang luar biasa.
"Tidak ada kata tidak mungkin bagi perempuan Indonesia. Jika yakin sudah mempunyai skill dan tekad yang bulat, perempuan bisa bekerja, bertualang dan berbakti di segala bidang," tegas Putri.
Wah, keren sekali ya misi yang dibawa Putri Handayani selagi melakukan pendakian ini Kawan Puan.
Baca Juga: Persiapan Daki Gunung Tertinggi Benua Antartika, Putri Handayani Tuntaskan Pelatihan Ini
(*)