Parapuan.co - Berita terpopuler Lady Boss tentang fenomena kutu loncat Gen Z, misi ekspedisi Putri Handayani, dan membangun ide usaha dengan memberdayakan masyarakat.
1. Gen Z dan Fenomena Kutu Loncat di Dunia Kerja, Ini Kata Head of HR Jobstreet
Kawan Puan, fenomena kutu loncat atau seseorang berpindah-pindah pekerjaaan bisa dibilang jadi isu yang cukup umum di dunia kerja. Rupanya, fenomena kutu loncat ini menempel pada generasi Z atau Gen Z yang masa kerjanya sering kali sangat singkat.
Sebagaimana dalam pers rilis Jobstreet by SEEK yang diterima PARAPUAN, kebanyakan pekerja Gen Z resign meski masa kerjanya kurang dari satu tahun.
Apa pandangan perekrut atau perusahaan terkait karyawan kutu loncat? Bagaimana tips karier bagi Gen Z yang kerap gonta-ganti pekerjaan? Simak penjelasan dari Tarita Lubis selaku Head of HR Jobstreet Indonesia berikut ini!
Kutu Loncat dalam Perspektif Perundang-udangan
Dari perspektif peraturan perundang-undangan, gonta-ganti pekerjaan atau bekerja dalam waktu terlalu singkat dan kurang dari satu tahun memang tidak dilarang. Tarita Lubis menjelaskan, karyawan dengan status tetap atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) dapat resign setelah melewati masa percobaan selama tiga bulan.
"Selama masa probation tersebut, kedua pihak berhak memutuskan perjanjian kerja, baik karyawan maupun perusahaan, tanpa ada pinalti, kecuali ada klausul tambahan yang tertera dalam kontrak kerja," terang Tarita.
Baca Juga: Apakah Menjadi Kutu Loncat Itu Selalu Buruk? Ini Jawaban Pakar
2. Pendaki Putri Handayani Siap Ekspedisi ke Antartika, Ini Misi yang Dibawa
Kawan Puan, nama Putri Handayani mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan pendaki gunung di Indonesia. Putri Handayani dikenal sebagai pendaki perempuan yang sudah menaklukkan tujuh puncak tertinggi dunia.
Baru-baru ini sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, perempuan asal Serdang Bedagai, Sumatera Utara itu mengungkap rencananya segera berangkat ke Benua Antartika.
Ia bersiap untuk menjalani misi "Road to The Explorer’s Grand Slam: Antarctic 8 Expedition" yang bakal dilakukan Desember 2023 ini. Sesuai dengan nama ekspedisinya, Putri menargetkan petualangannya kali ini adalah untuk meraih gelar The Explorer’s Grand Slam.
Gelar tersebut ialah gelar prestisius yang disematkan kepada para penjelajah dan petualang yang dapat menuntaskan pendakian 7 puncak tertinggi di 7 benua, ditambah penjelajahan ke Kutub Utara dan Selatan.
Jika Putri berhasil menuntaskan misinya, ia akan menjadi orang Indonesia dan perempuan Asia Tenggara pertama yang mendapatkan titel tersebut.
Di "Road to The Explorer’s Grand Slam: Antarctic 8 Expedition" ini, Putri Handayani menargetkan dua hal.
Yang pertama adalah mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Gunung Vinson (4.892 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di benua Antartika.
Baca Juga: 3 Selebritis Perempuan Indonesia yang Hobi Naik Gunung, Siapa Saja?
3. Langkah Membangun Ide Usaha dengan Memberdayakan Masyarakat ala Owner Kraosan
Pemilik ide usaha anyaman bambu, Tribuana Desy Ariyanti belum lama ini berbagi tentang kisahnya membangun bisnis Kraosan.
Hal tersebut disampaikannya dalam "Sharing Srikandi untuk Negeri: Bantu Sesama, Sukseskan Usaha" bersama Cerita Parapuan pada Jumat (1/12/2023) lalu.
Melalui bisnis Kraosan, Desy memberdayakan masyarakat khususnya perempuan, di desa tempat tinggalnya di Magelang, Jawa Tengah.
Memberdayakan perempuan, terlebih ibu-ibu paruh baya di desa tentu saja tidak mudah. Apalagi untuk mengajak mereka terlibat mengembangkan ide usaha Kraosan dengan menjadi mitra bisnis kerajinan anyaman bambu.
Apa yang dilakukan Tribuana Desy Ariyanti saat memberdayakan perempuan di daerahnya hingga masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan?
Yuk, simak rangkuman dari apa yang dipaparkan Desy dalam "Sharing Srikandi untuk Negeri: Bantu Sesama, Sukseskan Usaha" bersama PARAPUAN berikut ini!
1. Datang ke Masyarakat sebagai Masyarakat
Tips mewujudkan peluang bisnis UMKM yang bermitra sekaligus memberdayakan masyarakat cukup tricky menurut Desy.
Baca Juga: Tri Buana Desy Ariyanti, Srikandi Untuk Negeri Berdayakan Perempuan Lewat Kraosan
(*)