Parapuan.co - Sebagian besar Kawan Puan mungkin menyaksikan debat calon wakil presiden (cawapres) 2024 pada Jumat (22/12/2023) malam kemarin.
Di debat cawapres 2024 seri pertama tersebut, sempat muncul istilah SGIE dalam dunia ekonomi.
Walau singkatan dari SGIE sudah disebut oleh cawapres Gibran Rakabuming Raka, tetapi barangkali banyak yang tidak paham maksudnya.
Kalau Kawan Puan masih ingin tahu lebih banyak tentang apa itu SGIE, yuk simak informasi di bawah ini!
Apa Itu SGIE?
Mengutip Kompas.com, SGIE sendiri adalah istilah asing yang merupakan kepanjangan dari State of the Global Islamic Economy.
SGIE merujuk pada data terkait perkembangan ekosistem ekonomi syariah secara global.
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), SGIE Report 2020-2021 mencatat bahwa ekosistem ekonomi syariah di Indonesia meningkat.
Dibandingkan tahun 2019, posisi Indonesia sudah naik satu peringkat dari posisi 5 ke posisi 4.
Baca Juga: Mengenal Investasi Syariah dan Jenis-jenisnya yang Diawasi OJK
Posisi Indonesia di SGIE 2023
Lantas apakah setelah tahun 2020-2021, ada peningkatan dalam perekonomian syariah Indonesia di kancah global?
Ya, jawabannya terlihat di data SGIE Report tahun 2022, di mana produk makanan halal Indonesia berada di peringkat ke-2 dunia.
Melansir laman Indonesia Sharia Economy Festival, laporan SGIE 2022 juga menunjukkan kemajuan Indonesia dalam inovasi lain di sejumlah aspek ekonomi syariah.
Indonesia termasuk ke dalam daftar Top 15 Countries di Global Islamic Economy Indicator (GIEI).
Artinya, Indonesia menjadi salah satunya negara tolok ukur perekonomian syariah global.
Di daftar Top 15 Countries GIEI, Indonesia berada di peringkat ke-4 setelah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Dalam aspek keuangan syariah atau Islamic Finance, Indonesia berada di posisi ke-6.
Sementara untuk Modest Fashion, kita berada di peringkat ke-3 setelah Uni Emirat Arab dan Turki.
Baca Juga: Mengenal Sukuk, Produk Investasi Syariah dan Bedanya dengan Obligasi
Ekonomi Syariah di Indonesia
Sementara itu, Kementerian Perekonomian Indonesia pernah menyinggung potensi besar ekonomi syariah di Tanah Air dalam sebuah siaran pers pada 2021.
Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk muslim di Indonesia lebih dari 87 persen dari populasi.
Dengan jumlah itu, sangat mungkin mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah untuk mencapai keuangan yang inklusif.
Adapun peluang yang diidentifikasi sebagai enabler dalam pengembangan keuangan syariah ada dalam sejumlah aspek.
Yaitu menumbuhkan keuangan sosial melalui zakat dan wakaf, tokenisasi sukuk, digitalisasi dan pengembangan Islamic Fintech, regulasi keuangan syariah, dan investasi berkelanjutan.
Kiranya, itulah tadi sedikit informasi mengenai SGIE atau State of the Global Islamic Economy.
Kamu juga jadi tahu posisi Indonesia dalam data SGIE terbaru, yaitu pada 2022 lalu. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Meski Halal, Simak Keuntungan dan Kerugian Investasi Syariah Berikut Ini
(*)