Antara lain meliputi, responden tidak sesuai dengan kriteria (33 persen) atau sulit dalam menentukan responden (23 persen).
Tak jarang, masalah adalah responden yang kurang banyak (17 persen), kesulitan menargetkan responden yang di luar kota (14 persen), dan tidak tahu kemana menyebarkan kuesioner (12 persen).
Sementara itu, kurangnya penguasaan terdahap materi skripsi dan validitas data menjadi dua alasan terbesar ketakutan para mahasiswa dalam menghadapi sidang skripsi.
Sebanyak 42 persen responden menyatakan bahwa mereka takut tidak dapat menjawab pertanyaan dosen penguji saat sidang skripsi.
Kemudian, 26 persen responden takut mendapatkan dosen penguji yang kritis, dan 11 persen lainnya takut karena data mereka tidak valid.
Lantaran kendala-kendala dalam proses pengerjaan skripsi dan ketakutan mahasiswa dalam menghadapi sidang, survei mengungkap bahwa tidak sedikit mahasiswa yang nekat melakukan berbagai kecurangan demi menyelesaikan skripsi.
Kecurangan-kecurangan yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir adalah memanipulasi data (45 persen), menggunakan jasa joki skripsi (26 persen), meniru skripsi orang lain (16 persen), dan mengambil judul skripsi orang lain (24 persen).
Jonathan menambahkan, "Proses pengumpulan data menjadi sebuah tantangan bagi para mahasiswa."
"Padahal, tingkat validitas dan realibilitas data merupakan kunci untuk mendapatkan data yang berkualitas," imbuhnya.
Untuk membantu mahasiswa menemukan responden yang sesuai target penelitian, Populix merilis platform survei online Poplite.
Poplite merupakan sebuah platform survei online dengan lebih dari 500.000 panel responden yang mencakup berbagai segmen demografis dan geografis di seluruh Indonesia.
Dengan menggunakan platform tersebut, Kawan Puan bisa mengerjakan skripsi dengan jujur nantinya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: 6 Platform untuk Meningkatkan Skill AI Gratis, dari Google hingga Harvard
(*)