Dokter Ungkap Hubungan Penyakit Ginjal Kronik dan Diabetes Tipe 2

Anna Maria Anggita - Senin, 15 Januari 2024
Ahli jelaskan hubungan penyakit ginjal kronik dengan diabetes tipe 2.
Ahli jelaskan hubungan penyakit ginjal kronik dengan diabetes tipe 2. manassanant pamai

Parapuan.co - Data dari The Lancet tahun 2020 mengungkap 23 persen kasus penyakit ginjal kronik (PGK) di seluruh dunia disebabkan oleh diabetes tipe 2.

Penyakit ginjal kronik sendiri merupakan penurunan fungsi ginjal atau kerusakan ginjal yang secara bertahap dalam jangka waktu lama (lebih dari tiga bulan).

Apabila seseorang mengalami PGK, maka pasien mulai kehilangan fungsi ginjal untuk menyaring kotoran dan kelebihan cairan dari darah, yang kemudian dibuang melalui urin.

Perlu diketahui, penyakit ginjal ini awalnya tidak bergejala, sehingga banyak orang tak mengetahui kondisinya.

Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan ginjal, apalagi jika mengidap hipertensi dan diabetes.

Lantas, apa hubungan PGK dan diabetes tipe 2?

Dalam acara "Inovasi Pengobatan dari Bayer Perlambat Progresi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan Diabetes tipe 2" pada Senin (15/1/2024) di Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan
Hipertensi menjelaskan penyebab PGK pada pasien diabetes tipe 2.

"Penyebab utama progresi pada PGK pada pasien diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Ketika mengalami fibrosis, artinya ada kegagalan dari respon fungsi penyembuhan dan perbaikan yang ada pada ginjal, sehingga progresi menuju gagal ginjal akan makin cepat," ujar dr. Pringgodigdo.

Ia memaparkan ada tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK yakni faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi dan fibrosis.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Jaga Kesehatan Ginjal Selain Cukupi Kebutuhan Cairan

"Sejauh ini, obat-obatan PGK yang sudah ada lebih menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik," lanjutnya.

"Oleh sebab itu, untuk progresi PGK pada pasien Diabetes tipe 2 diperlukan pemeriksaan sejak
dini dan pengobatan inovatif yang mampu memperlambat progresi PGK secara langsung
yang menargetkan inflamasi dan fibrosis, serta penurunan albumin," tambah dr. Pringgodigdo.

Berdasarkan data IHME Global Burden of Disease tahun 2019, penyakit PGK masuk dalam
10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Maka dari itu, menurut dr. Pringgodigdo diperlukan penanggulangan dengan
meningkatkan awareness masyarakat dan menghadirkan terapi inovatif untuk pengobatan
sejak tahap dini.

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi pun menyatakan buruknya PGK pada pasien diabetes tipe 2.

"PGK pada Diabetes Tipe 2 adalah penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal, dan dapat memperpendek harapan hidup hingga 16 tahun ," ungkap Prof. Suastika.

"Tanda awal penyakit ginjal pada pasien diabetes adalah peningkatan pengeluaran albumin dalam urin. Hal ini terjadi jauh sebelum tes yang biasa dilakukan oleh dokter menunjukkan bukti bahwa pasien menderita penyakit ginjal, sehingga penting bagi penderita diabetes untuk melakukan tes ini setidaknya sekali setahun" imbuh Prof. Suastika.

Di samping itu, Prof. Suastika menegaskan bahwa dokter harus lebih proaktif melakukan skrining PGK pada pasien diabetes tipe 2.

Baca Juga: Pasien Gagal Ginjal Kronik Harus Jalani Dialisis Seumur Hidup, Ini Pentingnya Peran Layanan BPJS Kesehatan

"Ada baiknya awareness para dokter, khususnya di bidang Endokrin, lebih ditingkatkan. Jika menghadapi pasien dengan Diabetes tipe 2, ada baiknya skrining PGK juga rutin dilakukan minimal sekali setahun," sarannya.

Dengan begitu, jika ditemukan lebih awal, dokter pun dapat memberikan pengobatan yang lebih tepat dan menghindari progresi.

Pengobatan pada Pasien PGK dengan Diabetes Tipe 2

Dokter Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer
Indonesia menjelaskan bahwa finerenone dari Bayer merupakan pengobatan inovatif untuk mengatasi risiko perburukan ginjal pada pasien PGK dengan diabetes tipe 2.

Ia menyatakan finerenone ini telah disetujui secara global maupun Indonesia.

"Obat ini secara khusus menargetkan penurunan risiko inflamasi dan fibrosis, yang menjadi keunggulan utama pengobatan ini, khususnya bagi pasien PGK dengan diabetes tipe 2," terang dr. Dewi.

"Finerenone dari Bayer adalah Mineralocorticoid Receptor Antagonist (MRA) nonsteroid pertama yang disetujui BPOM untuk PGK (dengan albuminuria) yang berhubungan dengan Diabetes tipe 2 pada orang dewasa," tambah dr. Dewi.

Ia menjelaskan, finerenone ini bekerja dengan memblokir sekelompok protein, yang disebut
reseptor mineralokortikoid.

Peningkatan stimulasi reseptor mineralokortikoid diketahui memicu cedera dan peradangan pada ginjal sehingga berperan dalam progresi PGK.

Finerenone berfungsi menghentikan stimulasi tersebut untuk memperlambat, bahkan
mencegah peradangan atau inflamasi, serta fibrosis yang bisa memperparah dan merusak
ginjal. 

Baca Juga: Pasien Gagal Ginjal Kronik Harus Jalani Dialisis Seumur Hidup, Ini Pentingnya Peran Layanan BPJS Kesehatan

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru