Baca Juga: Jelang Imlek, Ini 20 Ide Nama Bayi yang Terinspirasi Budaya Tionghoa
Meskipun sekilas tampak sama, tangyuan dan wedang ronde adalah sajian yang berbeda.
Dilansir dari laman Kompas.com, tangyuan memiliki rasa asli yang manis dan gurih.
Hal ini dijelaskan oleh Hasan Karman, seorang budayawan.
"Dalam sajian ini tidak boleh ada rasa asin, pedas, asam apalagi pahit, karena tangyuan memiliki makna simbolis yaitu seperti menekankan filosofi kebaikan dari rasa manis," ujarnya.
Sementara itu, wedang ronde asal Indonesia memiliki cita rasa yang sedikit pedas karena tambahan kuah jahe.
Bukan itu saja, wedang ronde juga memiliki tambahan gula merah.
Sementara di Tiongkok tidak mengenal bahan gula merah. Alhasil, tangyuan juga tidak mengandung gula merah atau jahe.
"Istilah wedang yang artinya minuman panas dalam Bahasa Jawa, tentu sangat berbeda dengan kuah panas manis dalam tangyuan," papar Hasan.
"Kita bisa menyimpulkan sebenarnya wedang ronde di Indonesia ini sudah merupakan akulturasi dan modifikasi dari tangyuan," tambahnya.
Lebih lanjut, asal mula tangyuan ini muncul sejak masa Dinasti Han.
Tangyuan juga menjadi salah satu makanan wajib saat perayaan Cap Go Meh di Tiongkok.
Baca Juga: Jelang Imlek, Berikut Ini 3 Jenis Ikan yang Dipercaya Bawa Hoki
(*)