Parapuan.co - Pernahkah Kawan Puan mendengar sebutan stres oksidatif yang mampu menimbulkan masalah pada tubuh?
Kondisi ini juga mampu merusak organ dan jaringan sehingga penting sekali untuk diperhatikan.
Mengutip verywellhealth.com, stres oksidatif disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan netralisasinya oleh antioksidan.
Radikal bebas sendiri merupakan senyawa berbahaya yang dihasilkan oleh proses biologis tubuh.
Proses-proses tersebut yaitu seperti pencernaan makanan, pernapasan, dan sistem metabolisme dalam tubuh.
Mengapa berbahaya? Radikal bebas ini dapat menyebabkan berbagai masalah dalam tubuh, lho!
Dampaknya bisa menghalangi kerja enzim utama, merusak membran sel, menghalangi pembangkitan energi, dan dapat menghancurkan DNA.
Adapun penyebab yang mampu memancing terjadinya sres oksidatif yaitu seperti pencemaran lingkungan, paparan radiasi (termasuk radiasi sinar matahari), alkohol.
Obat-obatan juga bisa menjadi pemicunya, seperti kandungan siklosporin, takrolimus, bleomisin, dan gentamisin.
Baca Juga: Selain sebagai Lalapan, Kemangi Cocok Jadi Obat Alami Ini Manfaatnya
Dampak Stres Oksidatif
Lantas, apa saja dampaknya pada kesehatan?
Kerusakan sel yang diakibatkan ini memicu berbagai permasalahan kondisi medis.
Beberapa kondisi tersebut yaitu penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), alzheimer, penyakit jantung, dan kolesterol.
Tahukah Kawan Puan, bahwa stres oksidatif ini mampu menyerang lensa mata yang berujung pada hilangnya penglihatan.
Berbagai kanker juga bisa ditimbulkan, seperti kanker mulut, usus, dan lambung.
Sel saraf otak juga bisa diserang yang menyebabkan penyakit parkinson.
Cara Mencegah Stres Oksidatif
Baca Juga: Peran Support System dalam Proses Pengobatan Pengidap Kanker Paru-Paru
Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan adalah jalan keluar bagi Kawan Puan untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya stres oksidatif.
Berbagai makanan kaya antioksidan dapat ditemukan pada makanan berikut.
1. Sayuran: brokoli, kembang kol, bayam, jagung, tomat, wortel, labu kuning.
2. Buah-buahan: semangka, mangga, anggur, jeruk, kiwi, alpukat.
3. Kacang-kacangan: kedelai, tahu (terbuat dari kedelai), kacang polong, wijen.
4. Produk Hewani: susu, makanan laut, dan daging tidak berlemak.
Namun, konsumsi makanan-makanan di atas dengan takaran secukupnya, ya!
Sebab, jika berlebihan dapat mendorong terjadinya pro-oksidan dan menyebabkan kerusakan.
Kawan Puan dapat melakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga ahli lainnya supaya mendapatkan asupan yang ideal dan sehat.
Makanan kaya akan antioksidan memang perlu, tapi bukan berarti menjadi pengganti pilihan makanan sehat keseluruhannya, ya!
Baca Juga: Apa itu Erupsi Obat? Simak Gejala Kondisi Medis Viral di TikTok
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN