Parapuan.co - Ada berbagai tradisi Hari Raya Galungan di Bali, termasuk pemasangan penjor.
Di beberapa wilayah seperti Solo, pemasangan penjor menjadi tanda adanya hajatan pengantin.
Namun di Bali, penjor merupakan simbol dari Naga Basuki yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran.
Apa itu penjor?
Bagi umat Hindu di Bali, penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci.
Penjor adalah bambu melengkung panjang yang dihiasi dengan rangkaian janur.
Bukan itu saja, penjor juga dilengkapi dengan berbagai hasil pertanian seperti umbi-umbian (pala bungkah), buah-buahan (pala gantung), dan biji-bijian (palawija).
Umat Hindu di Bali juga melengkapi penjor dengan sajen. Unsur-unsur inilah yang melambangkan kesucian yang berkaitan erat dengan nilai-nilai dan etika Hindu.
Lantas, apa makna pemasangan penjor saat Hari Raya Galungan di Bali? Berikut PARAPUAN merangkum penjelasannya untukmu!
Baca Juga: Selain Mengarak Barong, Ini Ragam Tradisi Hari Raya Galungan di Bali
Makna Penjor Saat Hari Raya Galungan di Bali
Mengutip dari laman Kompas.com, penjor merupakan simbol kemenangan dan kemakmuran.
Selain itu, penjor juga merupakan wujud rasa syukur dan persembahan pada bhatara.
Makna tersebut berkaitan dengan Hari Raya Galungan yang berarti kemenangan umat manusia dalam mengendalikan dirinya dari godaan hawa nafsu duniawi.
Penjelasan tersebut juga disampaikan oleh I Gusti Ngurah Sudiana, Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali.
"Simbol kemenangan dan kemakmuran dilambangkan juga dengan penjor sebagai wujud rasa angayubagia, persembahan kepada Ida Bhatara di Gunung Agung," ucapnya.
Lebih lanjut, penjor juga merupakan simbol gunung yang dianggap suci sebagai tempat Sang Hyang Widi dan simbol kekuatan Sang Hyang Brahma.
Waktu Pemasangan Penjor
Baca Juga: 5 Fakta Hari Raya Galungan di Bali, Jika Dihentikan Bisa Bawa Musibah
Pemasangan penjor ini dilakukan pada Hari Penampahan atau tepatnya satu hari sebelum Hari Raya Galungan.
Sebagaimana dijelaskan, bagi umat agama Hindu penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci.
Oleh karena itu, pemasangan penjor sebaiknya dilakukan pada Hari Penampahan setelah pukul 12 siang waktu setempat.
Usut punya usut waktu pemasangan penjor ini memiliki makna tersendiri.
Pasalnya pada saat Hari Penampahan, manusia berperang melawan pikiran dan sifat negatif.
Karenanya, penjor melambangkan kemenangan manusia melawan sifat-sifat buruk tersebut.
Sementara itu penjor yang sudah dipasang bisa dicabut sehari setelah Hari Raya Kuningan.
Namun seringnya penjor Galungan dilepas pada 42 hari setelah Hari Raya Galungan berdasarkan Kalender Saka Bali.
Rahajeng Rahina Galungan, Kawan Puan.
Baca Juga: Ini 4 Makanan Khas Bali yang Disantap Saat Hari Raya Galungan 2023
(*)