Parapuan.co - Kawan Puan mungkin belum banyak tahu soal kiprah perempuan Indonesia di bidang bioteknologi.
Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup, baik mikroorganisme maupun makroorganisme.
Di industri ini, banyak perempuan yang menjadi peneliti mikroorganisme dan dimanfaatkan sebagai penciptaan produk untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Salah satunya adalah Agustine Christela Melviana, Biotech and Seeds Manager di CropLife Indonesia.
Agustine Christela Melviana atau yang akrab disapa Stela ini menjadi leader yang memimpin 13 anggota tim, dan 12 diantaranya adalah perempuan.
Timnya bertanggung jawab dalam regulatory science di CropLife, berperan sebagai penghubung antara industri atau pemilik teknologi dengan pembuat kebijakan.
Dalam sebuah wawancara dengan PARAPUAN awal Februari 2024, Stela menjelaskan alasan hampir seluruh anggota timnya perempuan. Yuk, simak!
Tugas Regulatory Science
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, Stela memaparkan bahwa tim regularoty science beranggotakan orang-orang dari institusi.
Baca Juga: Agustine Christela Melviana Ungkap Peluang Karier Perempuan di Bioteknologi
Mereka bertanggung jawab mentranslasi hal-hal teknis di laboratorium ke dalam sebuah dokumen.
"Saya gambarkan dulu tim saya itu adalah orang-orang dari company," ungkap Stela.
"Teman-teman dari company ini harus mentranslasi dari hal-hal teknis di lab ke dalam satu dokumen," imbuhnya.
Menurut Stela, proses translasi ini membutuhkan ketelitian yang mana perempuan bisa lebih detail dalam melakukannya.
"Karena mereka peneliti, mereka pernah melihat di lab, dan ketika mentranslasi dokumen itu lebih teliti," kata Stela lagi.
Kelebihan Peneliti Perempuan
Selain lebih teliti, Stela menjelaskan bahwa peneliti perempuan cenderung memiliki komunikasi verbal yang baik.
Baik dalam berkomunikasi membuat perempuan dapat menjelaskan lebih rinci dengan bahasa yang akan dimengerti orang awam.
Seperti disebutkan sebelumnya, regulatory science berhubungan dengan pembuat kebijakan atau regulator yang mungkin saja tidak sepenuhnya paham dengan istilah-istilah ilmiah di bioteknologi.
Baca Juga: Seberapa Menjanjikan Industri Bioteknologi? Ini Kata Agustine Christela Melviana
"Regulatory science itu kita harus menjembatani antara regulator dengan para industri yang punya teknologi," tutur Stela.
"Ketika kita berbicara masalah komunikasi verbal, wanita kayaknya lebih cerewet," tambahnya.
"Jadi dari segi komunikasi, mereka bisa menjelaskan bahasa teknis dengan bahasa yang lebih bisa dimengerti para regulator," ucapnya lagi.
Kelebihan lainnya, perempuan cenderung imajinatif dan bisa memberikan gambaran dari molekul atau DNA suatu organisme dengan cara yang unik kepada regulator.
Lebih lanjut, Stela menambahkan bahwa bukan hanya perempuan di Indonesia yang mendominasi profesi ini.
Secara global, profesi terkait yang menjembatani industri dengan regulator di bidang bioteknologi juga didominasi oleh perempuan.
"Bukan hanya di Indonesia, tapi secara global. Rata-rata regulatory science itu didominasi wanita," pungkas Stela.
Dari keterangan Stela di atas, tampaknya Kawan Puan tidak perlu khawatir jika ingin berkarier di bidang bioteknologi. Tertarik mencoba?
Baca Juga: Persiapan Perempuan Berkarier di Bioteknologi Menurut Agustine Christela Melviana
(*)