Baca Juga: Egoiskah Jika Memilih Putus Daripada Harus LDR? Ini Pertimbangannya
Break harus didasari oleh concern dan keputusan Kawan Puan dan pasangan, tidak bisa hanya satu pihak saja.
Diskusikanlah ini secara langsung dengan pasangan supaya Kawan Puan bisa memahami gerak tubuh atau hal lainnya yang hanya bisa dirasakan secara langsung.
Hal ini karena Kawan Puan tidak bisa menilai kesungguhan pasangan jika hanya dari via pesan atau panggilan suara.
Melihat pasangan secara langsung juga bisa memberi Kawan Puan pandangan akan perasaan mereka.
3. Manfaatkan Waktu untuk Berkaca
Jika sudah saling sepakat, pastikan bahwa break sama-sama digunakan sebagai waktu untuk introspeksi diri.
Gunakanlah waktu sendiri ini untuk fokus pada diri sendiri dan permasalahan dengan si pasangan.
Terkadang untuk menyadari sebuah jalan keluar perlu adanya waktu dan dialog dengan diri sendiri.
Dari break ini, Kawan Puan pada akhirnya bisa memutuskan arah hubungan apakah masih layak diperjuangkan atau tidak.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Slow Fade sebagai Cara Putus Paling Menyakitkan
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN