Parapuan.co - Setiap 8 Maret adalah perayaan bagi Kawan Puan di seluruh dunia karena adanya Hari Perempuan Internasional (International Women's Day).
Perempuan dikelilingi oleh banyaknya stigma dan tuntutan masyarakat, yang tak jarang memandang perempuan sebelah mata, seperti yang dituangkan dalam sinopsis series Anne with an E.
Serial Netflix ini menampilkan Anne Shilery (Amybeth McNulty), anak yatim piatu berusia 13 tahun yang diadopsi oleh kakak beradik lanjut usia, dikutip dari kompas.com.
Mengambil latar waktu 1819, sinopsis series ini bermula dari Matthew Cuthbert (R. H. Thomson) yang kelak menjadi orang tua angkatnya, sedang menunggu anak adopsi laki-lakinya di stasiun.
Namun, anak laki-laki itu ta kunjung datang dan justru Anne yang ada di sana.
Sebagai gantinya, Matthew pun akhirnya membawa Anne yang ceria dan pintar ke rumahnya sekaligus peternakannya, di sebuah desa bernama Green Gables.
Kakak Matthew, Marilla Cuthberth (Geraldine James), tidak setuju dengan keputusan adiknya karena mereka membutuhkan anak laki-laki untuk membantu menjaga peternakannya.
Awalnya, Marilla menganggap Anne hanyalah anak yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya dan tidak bisa membantu mereka dalam pekerjaan berat.
Namun, alur cerita membawa Anne kepada berbagai kesempatan, salah satunya ia menunjukkan dirinya bisa melakukan pekerjaan laki-laki, akhirnya ia pun diterima oleh kakak beradik ini.
Baca Juga: Sinopsis Series Angels Fall Sometimes, Kisah Perempuan yang Merawat Pasien ALS
Seperti anak pada umumnya, Anne pun disekolahkan oleh orang tua angkatnya ini.
Merasa beruntung, dalam sinopsis series ini Anne mendapatkan teman dekat yang baik dan menemaninya yaitu Diana Barry (Dalila Bela).
Namun, Anne seringkali mendapatkan perilaku tidak mengenakkan dari orang-orang di lingkungan sekolahnya.
Banyak sekali yang memandangnya sebagai anak perempuan cerewet dan aneh, terlebih karena latar belakangnya sebagai anak yatim piatu.
Mengutip ew.com, jauh saat Anne tumbuh kembang di rumah pantinya dulu, ia memang menyimpan masa lalu yang kelam.
Di balik sosoknya yang ceria, alur cerita series ini juga menampilkan kilas balik Anne yang menyimpan memori pelecehan, bullying, dan ketidakadilan.
Banyaknya pengalaman buruk menjadikan Anne seakan memiliki teman imajinasi, yang sebetulnya adalah bayangan dirinya sendiri.
Namun, kilas balik trauma akan masa lalunya yang kelam justru menjadikan dirinya menjadi sosok perempuan kuat.
Pengalaman-pengalaman itu juga yang menjadikan Anne menjadi sosok yang ceria, lucu, optimis, dan semangat.
Baca Juga: Sinopsis Series Furies, Misi Balas Dendam Karakter Perempuan Kuat
Walaupun Anne mudah menangis dan terkadang dramatis untuk menunjukkan perasaannya, ia tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.
Dari musim ke musim, series ini mengajak Kawan Puan melihat Anne yang tumbuh menjadi sosok perempuan berani dan tidak takut untuk vokal terhadap suatu stigma masyarakat.
Pada series ini, diangkat juga stigma akan perempuan yang harus mengikuti perintah orang lebih tua, sekalipun itu bukanlah keinginan si anak tersebut.
Hal itu digambarkan oleh sahabat Anne, Diana, yang dituntut mengikuti arahan orang tuanya.
Anne yang awalnya dipandang sebelah mata oleh lingkungannya sebagai anak yatim piatu aneh, perlahan menjadikannya dipandang akan keberanian dan kreativitasnya.
Anne with an E adalah series yang diangkat dari novel klasik Anne of Green Gables karya Lucy Maud Montgomery yang terbit 1908.
Dari sinopsis series ini, menonton kisah perempuan kuat dan tangguh untuk merayakan Hari Perempuan Internasional terdengar sebagai ide yang bagus.
Kawan Puan bisa menonton series ini secara lengkap di Netflix, tersedia sebanyak tiga musim yang dimulai dari 2017 sampai 2019.
Dalam rangka Hari Perempuan Internasional, seperti Anne, perempuan harus berani untuk bangkit dari keterpurukan karena masa lalu bukanlah gambaran akan siapa diri kita di masa depan.
Baca Juga: 4 Pemeran Utama di Sinopsis Series Private Bodyguard, Ada Karakter Perempuan Sandrinna Michelle
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN