Parapuan.co - Industri perhiasan adalah konsumen emas terbesar yang dapat memengaruhi lingkungan.
Pasalnya, proses penambangan emas dan logam bisa merusak lingkungan dan mencemari air minum dengan zat berbahaya seperti merkuri serta sianida.
Tak hanya emas, batu permata lainnya yang ditambang juga bisa menyebabkan erosi tanah, penggundulan hutan hingga kontaminasi air.
Melihat rentannya industri perhiasan terhadap kerusakan lingkungan, mendorong Titin Biantoro untuk membuat jenama dengan konsep yang berbeda.
Titin yang berasal dari Medan ini pun terinspirasi membuat jenama perhiasan yang menggunakan material daur ulang, yang dinamai Loulourose.
"(Loulourose) Kita adalah custom jewelery company yang commit untuk mengusung proses yang sustainable," cerita Titin saat diwawancarai PARAPUAN.
Dibangun pada tahun 2017, Loulourose hanya memakai recycle silver dan gold, yang didaur ulang di workshop sendiri.
Proses untuk mendapatkan material perak dan emas agar bisa didaur ulang pun cukup unik.
Yaitu dengan membeli foto X-ray dan film, yang mana di dalamnya terdapat kandungan silver.
Baca Juga: Koleksi Perhiasan dari Morraine Ini Gambarkan Sosok Perempuan Kuat seperti Maia Estianty
Kemudian, Titin dan timnya akan mengekstraksinya menjadi perak murni, untuk kemudian digunakan sebagai material untuk membuat perhiasan.
"Kalau solusi yang tidak sustainable itu biasanya diambil dari tambang kan. Itu menurut kita not very good for the earth. Jadi kalaupun proses ini lebih ribet, tapi lebih bagus. Since we can do it, why not?" ujarnya penuh keyakinan.
Karena prosesnya yang panjang, Titin menjelaskan setidaknya membutuhkan waktu tiga bulan sekali untuk bisa mengumpulkan material emas dan perak bekas, untuk kemudian didaur ulang.
Selain itu, alasan lain Loulourose tidak menggunakan material emas dan perak dari penambang karena mengaku sulit untuk melacak apakah mereka melakukannya secara etis atau tidak.
"Brand kita memang bukan brand besar, tapi kita berkomitmen untuk begini (daur ulang). Dan sekarang malah banyak brand (perhiasan) besar yang juga melakukan hal yang sama," jelasnya.
Sebagai salah satu jenama yang mengedepankan konsep berkelanjutan, Loulourose juga mempersilahkan konsumennya untuk memperbaiki perhiasannya jika terjadi kerusakan.
"Kita bisa service ulang. Jadi misal cincin patah, atau warnanya pudar, kita perbaiki," jelasnya.
Perhiasan dengan Sisi Sentimental
Di tengah perkembangan industri perhiasan yang berkembang pesat dan cepat, Loulourose memilih untuk dijalur yang berbeda.
Baca Juga: Mengenal Tren Fashion Mob Wife Viral di TikTok, Gaya Bold ala Perempuan Kuat
"Kita itu bukan di bisnis fast jewelry, jadi setiap piece itu kita customized sesuai keinginan (konsumen)," jelas Titin.
Bukannya tanpa alasan, menurut Titin, Loulourose selalu berusaha membuat perhiasan yang memiliki sisi sentimental dan filosofis bagi para pemiliknya.
Sebagai contoh, salah satu koleksi yang dibuat Loulourose adalah membuat perhiasan dengan teknologi QR, seperti soundbyte jewelry.
Soundbyte jewelry adalah perhiasan yang bisa menyimpan memori audiovisual, dengan mengukir kode QR di dalamnya.
Kode QR tersebut pun bisa dipindai menggunakan ponsel untuk mendengar memori audiovisual tersebut.
View this post on Instagram
"Setiap perhiasan di-customize down to detail. Kita memang bukan fast jewelry dan harapan kita itu membuat perhiasan yang good quality, namun harganya terjangkau dan bisa disimpan for a very long time," jelasnya lagi.
Kawan Puan pun bisa menemukan berbagai macam jenis perhiasan di Loulourose seperti anting, cincin, kalung, hingga gelang.
(*)
Baca Juga: Majalah Bobo dan Mizora Jewelry Hadirkan Koleksi Perhiasan Nirmala dari Negeri Dongeng