Parapuan.co - Kawan Puan, tidak dapat dimungkiri bahwa perempuan kerap menghadapi perilaku kurang menyenangkan di dunia digital.
Sebut saja di antaranya kejahatan digital seperti pelecehan online hingga penipuan keuangan.
Berdasarkan data Status Literasi Digital Indonesia seperti dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN dari Nawakara, literasi digital perempuan belum setara dengan laki-laki.
Karena itu, keamanan digital serta finansial bagi perempuan terus didorong demi menciptakan lingkungan di mana semua perempuan dihargai dan dihormati.
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Chiquita Hindarto selaku Head of Corporate Secretary Nawakara menyinggung masalah di atas dalam acara Super WOWmen yang diselenggarakan Bank Neo Commerce, Jumat, (8/3/2024).
Chiquita Hindarto menjelaskan pentingnya melakukan penilaian risiko dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek keamanan digital dan juga keuangan.
Sebagai perempuan yang berkarier di bidang keamanan dan digital, Chiquita menilai keamanan digital membutuhkan upaya proaktif untuk dilakukan melalui upaya penilaian keamanan yang mendalam.
"Dengan maraknya kejahatan digital, nyatanya perempuan lah yang memiliki peran besar terhadap pembangunan keamanan digital di Indonesia," ujar Chiquita.
"Karena itu, keamanan digital kerap menjadi benteng penggunaan teknologi bagi para perempuan," tambahnya.
Baca Juga: Mengaku Boros, Eva Celia Mulai Kelola Keuangan Lewat Aplikasi Digital
"Di sini, literasi keamanan digital sangat penting dimiliki perempuan demi meminimalisir berbagai risiko yang ada, hingga mencapai kemandirian finansial," paparnya lagi.
Untuk itu, Chiquita Hindarto bersama Bank Neo Commerce membagikan tips penting agar perempuan tetap aman secara digital dan finansial:
1. Lebih Teliti Gunakan Aplikasi Keuangan Digital
Barangkali, sebagian perempuan memanfaatkan aplikasi keuangan digital untuk melacak pengeluaran.
Dalam menilai sebuah aplikasi keuangan digital, perempuan perlu mencari tahu terlebih dahulu reputasinya, keamanannya, berapa banyak penggunanya, dan seperti apa testimoninya.
Setelah tahu bahwa aplikasi keuangan tersebut aman, langkah selanjutnya adalah memastikan keamanan digital kita terjaga.
Misalnya, tidak menyimpan sandi menggunakan angka sederhana seperti tanggal lahir, angka berurutan, dan lain sebagainya.
2. Tidak Pakai Wifi di Tempat Umum
Perempuan sebaiknya tidak menggunakan wifi di tempat umum untuk mengakses aplikasi yang memiliki data private yang bersifat substansial, seperti aplikasi keuangan digital atau mobile banking.
Baca Juga: Perempuan dalam Ekosistem Fintech sebagai Solusi Inovasi Inklusi Keuangan
Hal ini untuk menghindari penyadapan yang mudah diakses area publik untuk mengambil data dari handphone yang terhubung ke wifi tersebut.
3. Perhatikan Permintaan Akses Data Diri dari Pinjaman Online (Pinjol)
Fenomena pinjol kerap terjadi karena rendahnya tingkat inklusi keuangan perempuan.
Untuk mengantisipasi adanya pencurian data pribadi di aplikasi pinjol, sangat penting memperhatikan permintaan akses aplikasi pinjol pada ponsel.
Jika di luar kewajaran yang telah ditentukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), maka persetujuan akses tersebut sebaiknya kamu tolak.
Lebih lanjut, Chiquita menekankan perempuan agar terus aktif terlibat dalam manajemen dan perlindungan aset digital.
"Di Nawakara kami terus memastikan penilaian keamanan yang mendalam di awal setiap proyek untuk meminimalkan risiko potensial," tutur Chiquita.
"Pendekatan ini tidak hanya berlaku untuk upaya korporat, tetapi juga diperluas ke penilaian keuangan personal dan evaluasi keamanan digital," imbuhnya.
Menurut Chiquita, hal tersebut memungkinkan perempuan untuk bisa mengatasi ancaman keuangan digital yang tidak terduga.
Bagaimana? Apakah Kawan Puan sudah menerapkan tips penilaian keamanan digital di atas untuk menjaga data pribadi dan keuanganmu?
Baca Juga: Bermanfaat bagi Para Kartini Pejuang Ekonomi, Ini Manfaat Inklusi Keuangan Digital
(*)