Film Dua Hati Biru menyoroti bagaimana pasangan muda yang sudah terikat pernikahan, namun di awal pernikahan mereka justru harus hidup terpisah, harus menghadapi naik-turun kehidupan rumah tangga.
Apalagi, Bima dan Dara ini diceritakan pasangan muda yang menikah sejak lulus SMA karena Dara hamil duluan akibat pergaulan mereka yang bebas pada saat itu.
Film ini mengusung pesan penting tentang pernikahan bagaimana hendaknya persiapan secara pribadi hingga finansial dilakukan secara matang sebelum pasangan memutuskan untuk berumah tangga.
Pasalnya, seperti apa yang terjadi pada Dara dan Bima di Dua Hati Biru, menikah di usia muda dengan persiapan minim, nyatanya kehidupan pernikahan tidak seindah yang mereka bayangkan atau angan-angankan.
"Dara itu berpisah dari Bima dan Adam, jadi setiap dari kita personal pasti punya bayangannya bagaimana kalau nanti sudah berkumpul jadi keluarga yang baik, harmonis dan lain lain," jelas Angga.
"Tapi ternyata keadaan pernikahan apalagi di usia muda, di usia yang belum matang, apalagi kita belum dewasa secara mental dan finansialnya sudah pasti belum stabil, itu jadi kayak batu kerikil yang mengganjal dari hubungan pernikahan kami," tambahnya.
Angga Yunanda menegaskan bagaimana film ini pun menunjukkan bahwa pernikahan itu ternyata bukan sebuah hal yang mudah untuk dijalankan, tak seperti bayangan pasangan muda Bima dan Dara bayangkan ketika mereka tinggal terpisah.
"Karena nggak semudah itu ternyata membangun rumah tangga apalagi sekarang anaknya sudah jauh lebih besar umurnya sudah empat tahun," ucapnya.
Baca Juga: Makna Lirik Lagu Tak Ada Keluarga yang Sempurna Rara Sekar untuk Film Dua Hati Biru