Parapuan.co - Menyeimbangkan kehidupan keluarga dengan pekerjaan adalah tugas yang tak akan pernah ada habisnya, terutama bagi ibu bekerja.
Norma tradisional dari masyarakat sering kali mengharapkan perempuan untuk menjadi pengasuh utama dalam rumah tangga, sehingga hal ini dapat menimbulkan tekanan bagi ibu bekerja.
Tuntutan untuk menjadi sosok yang bertanggung jawab atas tugas pengasuhan anak dan urusan domestik rumah tangga, membuat para ibu bekerja memiliki waktu dan energi yang terbatas untuk fokus pada pekerjaan.
Padahal, ibu bekerja memainkan peran penting dalam perekonomian, karena bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomian.
Lantas, apakah mungkin bagi ibu bekerja untuk bisa mendapatkan keseimbangan kehidupan keluarga dan pekerjaan?
Diceritakan oleh Dr. Widiastuti Setyaningsih S.T.P., M.Sc, peneliti, food analytical chemist dan dosen Universitas Gadjah Mada, work-life balance adalah hal yang sulit didapat.
Berjalan Baik Bukan Berarti Seimbang
"Pekerjaan apapun, termasuk sebagai peneliti, saya sendiri sebenarnya lebih percaya bahwa work and life itu enggak bisa balance," ujar perempuan yang akrab dipanggil Dr. Widi saat diwawancarai oleh PARAPUAN (15/3/2024).
Bukannya tanpa alasan ia mengatakan demikian, sebagai seorang ibu menurutnya perempuan dituntut lebih banyak mengurus urusan domestik.
Baca Juga: Apakah Bidang Analisa Pangan Ramah Perempuan? Ini Kata Dr. Widiastuti Setyaningsih