2. Stop! Foto Anak Korban Kekerasan Seharusnya Tidak Disebar di Media Sosial
Tengah viral di media sosial dan jadi perbincangan publik kasus penganiayaan anak oleh suster yang menimpa selebgram asal Malang, Jawa Timur, Aghnia Punjabi atau Emy Aghnia.
Selebgram Aghnia Punjabi membagikan foto-foto anaknya yang mengalami beberapa luka di bagian kepala setelah menjadi korban kekerasan fisik oleh suster yang dipercaya untuk merawatnya.
Video penganiayaan anak Aghnia Punjabi oleh suster pun turut dibagikan olehnya ke sebuah unggahan di Instagram pribadinya, @emyaghnia, kemudian disebarluaskan oleh banyak netizen ke berbagai media sosial.
"Niatnya adalah meminta orang-orang di media sosial agar menjaga anak-anak ataupun diri mereka, tetapi yang terjadi malah si pengunggah konten menjadi penyebar kekerasan visual," ungkap Rose Mini, psikolog anak dari Universitas Indonesia, melansir dari Kompas.com.
Rose Mini mengatakan bahwa ada beberapa pemicu utama netizen menyebarluaskan foto anak korban kekerasan, yakni sifat manusia yang selalu ingin menjadi yang pertama.
Orang ingin menjadi yang pertama dalam mengetahui, menyebarkan informasi, serta berkomentar. Alhasil, hal tersebut mengakibatkan netizen tidak bijak saat memilih dan memilah informasi untuk disebarkan.
Dengan kata lain, menyebarkan foto anak korban kekerasan terkadang cenderung bermotif sensasional ketimbang keinginan untuk mengingatkan. Ia pun menyarankan apabila berniat mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam melindungi anak, netizen cukup melakukannya dengan mengunggah pesan.
Baca Juga: Mengintip Bahaya di Balik Viralnya Kasus Kekerasan Seksual di Media Sosial dari Perspektif Korban