Baca Juga: Selain Bisa Jadi Pilot, Ini Peluang Karier Perempuan di Industri Penerbangan
Selain itu, para partisipan akan mendapatkan sesi pelatihan soft-skill dan hard-skill yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minatnya.
Dengan demikian diharapkan, mereka dapat membangun jalur karier yang diinginkan dengan lebih percaya diri.
Setelah menyelesaikan program, setiap partisipan akan mendapatkan keanggotaan LinkedIn premium yang bisa membantu mereka mengakses tools di LinkedIn.
Tools tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan, membangun jejaring, meningkatkan karier secara profesional, hingga mempelajari kemampuan baru.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menekankan pentingnya program ini dalam mendukung pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia.
Khususnya dalam memberikan akses menuju kerja layak bagi kaum muda, kesetaraan gender, dan penghapusan kemiskinan.
"Melalui 'Work to Thrive', kami bertujuan untuk memastikan bahwa para peserta muda, khususnya kaum muda perempuan dan penyandang disabilitas, akan memperoleh literasi digital yang membantu mereka membuka pintu menuju pekerjaan atau kewirausahaan, bahkan hingga di luar lingkungan terdekat mereka," ujar Dini.
Tujuan dari program "Work to Thrive" sejalan dengan visi LinkedIn, yaitu menciptakan kesempatan ekonomi bagi seluruh bagian dari tenaga kerja global.
LinkedIn berkomitmen menutup kesenjangan dalam hal berjejaring—suatu keuntungan yang didapatkan beberapa orang karena mengenal orang yang tepat.
Data LinkedIn menunjukkan, lokasi tumbuh kembang, tempat seseorang bersekolah, hingga bekerja bisa memberikan hingga 12 kali keuntungan bagi orang tersebut dalam mengakses kesempatan kerja baru.
Program "Work to Thrive" sendiri direncanakan untuk berjalan hingga akhir 2024. Informasi lebih lengkap mengenai program ini bisa kamu akses di plan-international.or.id.
Baca Juga: Kisah Sukses Dua Perempuan Jalankan Ide Usaha Warung Makan dan Salad Buah Pasca Ikut Pelatihan Ini
(*)