Gejala anemia aplastik biasanya berkembang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jadi mungkin tidak langsung menyadari adanya perubahan pada tubuh.
Dalam beberapa kasus, orang langsung mengalami gejala yang parah. Berikut ini gejala anemia aplastik:
- Infeksi virus yang sering terjadi dan berlangsung lebih lama dari biasanya
- Kelelahan
- Lebih mudah berdarah atau memar
- Merasa sesak napas (dispnea)
- Warna kulit yang lebih pucat dari biasanya
- Pusing
- Sakit kepala
- Demam
Beberapa gejala anemia aplastik mirip dengan penyakit lain yang tidak terlalu serius. Mengalami pilek atau flu bukan berarti kamu menderita anemia aplastik. Kamu harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika sudah sakit selama beberapa minggu dan merasa sangat lelah sepanjang waktu.
Mengutip dari Siloam Hospitals, anemia aplastik disebabkan oleh 2 kondisi, yaitu karena keturunan atau gangguan kesehatan semasa hidup.
Para ahli tidak mengetahui semua alasan mengapa bisa terkena anemia aplastik, namun hal ini biasanya terjadi ketika sistem kekebalan menyerang sumsum tulang sehingga tidak dapat membuat sel induk.
Kondisi medis tertentu, kondisi keturunan, perawatan medis, dan paparan karsinogen tertentu dapat meningkatkan risiko terkena anemia aplastik.
Beberapa gangguan kesehatan semasa hidup yang bisa menyebabkan anemia aplastik adalah sebagai berikut:
1. Penyakit autoimun yang dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat, termasuk sel pada sumsum tulang.
2. Pernah menjalani perawatan radioterapi atau kemoterapi. Dua perawatan kanker ini berisiko menyebabkan kerusakan sel sehat dalam tubuh.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti beberapa jenis antibiotik dan obat rheumatoid arthritis.
4. Terinfeksi virus tertentu, seperti virus HIV, hepatitis, cytomegalovirus, Epstein-Barr, dan lain sebagainya.
5. Terpapar bahan kimia berbahaya dan terjadi secara terus-menerus, seperti pestisida, benzene, dan lain sebagainya.
6. Kehamilan, karena masa kehamilan berisiko menyebabkan sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel pada sumsum tulang.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai anemia aplastik seperti diderita Babe Cabita sebelum meninggal dunia.
Baca Juga: Waspadai Anemia pada Anak, Ini Pentingnya Zat Besi dalam Asupan Makanan
(*)