Parapuan.co - Kasus bayi dibuang saat ini masih marak terjadi di Indonesia.
Untuk mengatasinya tentu dibutuhkan banyak tangan dan kerja sama berbagai pihak.
Pengamat Sosial, Devie Rachmawati, menjelaskan kepada PARAPUAN saat diwawancarai pada Senin, (22/4/2024), bahwa perlu ada andil masyarakat luas.
"Ini bicara nilai-nilai individu dan komunitas, ketika masyarakat kita ini hidup kan tidak sendirian," jelasnya.
Cara pandang masyarakat pun perlu turut diubah untuk membenahi hal ini.
Permasalahan ini Devie sebut juga masih kental dengan stigma bahwa perempuan saat dewasa dianggap lebih baik menikah cepat.
Untuk mengubah cara pandang itu, Devie menjelaskan perlu adanya kerja sama mulai dari pemerintah hingga struktur masyarakat terkecil sekali pun.
"Masyarakat secara umum adalah bagian dari komunitas, otomatis praktik atau cara pandang ini tentu masih akan merasuki masyakat secara umum," tuturnya.
Ia juga menyebut di era keterbukaan ini sebetulnya mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi-informasi melalui media yang ada.
Baca Juga: Gaya Pacaran Anak Sekarang Makin Bebas, Ini yang Harus Orang Tua Waspadai
Penting untuk Kawan Puan tahu bahwa praktik di masyarakat yang menjadi akar dari maraknya kasus bayi dibuang adalah suatu hal yang perlu diubah.
Devie juga berpesan bahwa media sebagai wadah utama masyarakat bisa menyuarakan hal ini supaya perlahan bisa mengubah cara pandang yang salah.
"Lewat kehadiran media bisa disusupi nilai-nilai kemanusiaan," kata Devie.
Cara lain mengatasinya yaitu melalui pendidikan yang dibutuhkan arahan dari pemerintah supaya efektif.
"Pemerintah harus menyediakan kepastian bahwa setiap orang bisa mendapatkan pendidikan yang sama, laki-laki atau perempuan," tegasnya.
Melalui hal itu, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan edukasi yang baik untuk mencegah pengalaman yang tidak diinginkan.
"Perlahan orang bisa paham dan melihat ini sebagai suatu hal yang harus diubah," tambahnya.
Dari situlah pelan-pelan masalah terkait fenomena bayi dibuang atau kehamilan tidak diinginkan bisa teratasi.
Hal itu pun tentunya untuk kebaikan si ibu dan supaya kesejahteraan anak lebih diperhatikan untuk masa depan yang menjanjikan.
Baca Juga: Marak Kasus Bayi Dibuang, Apa Penyebabnya dari Kacamata Sosial?
(*)
Josephine Christina Arella/PARAPUAN