Dian Sastrowardoyo Dukung Program Perempuan Inovasi 2024, Begini Cara Daftarnya

Arintha Widya - Kamis, 9 Mei 2024
Program Perempuan Inovasi yang didukung Dian Sastro agar perempuan lebih berdaya.
Program Perempuan Inovasi yang didukung Dian Sastro agar perempuan lebih berdaya. Dokumentasi Markoding

Parapuan.co - Memasuki era revolusi industri 4.0, keterampilan di bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) semakin dibutuhkan untuk para talenta di Indonesia.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) juga menyoroti hal ini.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek menyoroti tantangan yang masih dihadapi oleh murid perempuan di STEM yang perlu ditingkatkan.

Pasalnya seperti dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, peserta didik di bidang STEM masih terlihat didominasi murid laki-laki.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Indonesia dalam lima tahun terakhir (2019-2023), TPAK kelompok laki-laki masih jauh lebih besar dibanding perempuan.

Di Indonesia, jumlah perempuan yang bekerja di bidang teknologi hanya sebesar 27 persen.

Kemudian akademisi perempuan di institut teknologi sebesar 35,7 persen, dan dokter perempuan yang menempuh pendidikan spesialis sebesar 41,6 persen.

Oleh karenanya dalam upaya mendukung pengembangan potensi generasi muda Indonesia, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek menunjukkan komitmennya.

Salah satunya melalui kerja sama dengan Markoding (Yayasan Daya Saing Anak Bangsa), yang menghasilkan program Perempuan Inovasi 2024 dan resmi diluncurkan pada 5 Mei 2024.

Baca Juga: Dukung Perempuan Berkarya di Bidang STEM, Nestle Lakukan Langkah Ini untuk Ibu Bekerja



Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. menyampaikan bahwa diperlukan kerja sama antara multi sektoral untuk mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia, khususnya pada bidang STEM.

"Dalam pemberdayaan anak bangsa, terutama di Indonesia, dibutuhkan kerja sama multri sektoral antara pemerintahan dan sektor lainnya," tutur Kiki.

"Melalui kerja sama ini, kami terus berusaha untuk meningkatkan peran perempuan dalam dunia teknologi dan inovasi, serta kesadaran terhadap isu kesetaraan gender," imbuhnya.

Melalui kerja sama ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga berusaha untuk meningkatkan kompetensi keterampilan digital bagi para peserta didik perempuan, serta pendidik vokasi melalui program Perempuan Inovasi 2024.

Di Indonesia sendiri, jumlah peserta didik vokasi berdasarkan gender yakni murid laki-laki dan perempuan memiliki angka dengan persentase yang hampir sama.

Kiki menambahkan, dari 4,99 juta murid SMK pada tahun ajaran 2023/2024, 2,14 juta merupakan jumlah murid perempuan.

Selain itu, Kiki juga menyampaikan bahwa pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mengembangkan anak untuk dapat bersaing di dunia industri, termasuk para perempuan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Dian Sastrowardoyo, founder dari Yayasan Dian Sastrowardoyo, di mana pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam memberdayakan perempuan, khususnya dalam divertifikasi peserta didik.

Dian Sastrowardoyo menyoroti pentingnya membuat pendidikan vokasi untuk dapat diakses oleh ibu-ibu rumah tangga, terutama di bidang-bidang digital (coding), yang sebenarnya bisa dilakukan secara mobile dari rumah.

Baca Juga: Mattel Luncurkan Proyek Hapus Gap Gender Bidang STEM di Asia Pasifik

Melalui langkah ini, diharapkan kontribusi pada angka tenaga kerja perempuan dapat terus meningkat, khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga yang secara fisik mengurus keluarga.

Dian menegaskan bahwa meski pendidikan vokasi memiliki banyak peserta perempuan, namun masih terdapat ketimpangan dalam bidang-bidang tertentu.

Terutama di sektor digital dan teknologi, yang masih didominasi oleh peserta laki-laki.

Saat berbicara mengenai ketenagakerjaan, Dian menyoroti angka rendah partisipasi perempuan, terutama setelah memulai keluarga.

Perempuan yang sudah menjadi ibu sering kali lebih fokus pada keluarga, sehingga mereka sulit untuk tetap berkarya.

Untuk mengatasi stigma ini, Dian mendorong pembuatan pendidikan vokasi yang lebih mudah diakses oleh ibu rumah tangga.

"Kita harus mengingat bahwa pendidikan vokasi itu membekali peserta didik baik dari sisi praktikal, tapi juga ada pengetahuan mendalam (teoritikal)," papar Dian.

"Karena kalau kita bayangkan, persaingan itu tidak hanya memikirkan lokal market, tetapi kita juga harus memikirkan bahwa tenaga kerja Indonesia itu bisa bersaing secara internasional," tambahnya.

Untuk mendaftar program Perempuan Inovasi 2024, Kawan Puan bisa mengakses tautan https://www.markoding.org/perempuan-inovasi.

Baca Juga: Cerita Pemenang Program Perempuan Inovasi Bikin Platform untuk Ibu Rumah Tangga Cari Kerja Remote

(*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat