Parapuan.co - Tren fashion itu terus berputar dari zaman ke zaman. Apa yang dulunya digemari kemudian ditinggalkan, bisa kembali disukai di masa depan.
Siklus nostalgia membuat banyak pelaku usaha mode terinspirasi oleh gaya fashion masa lalu dan memberikan sentuhan modern pada produk terbarunya.
Begitu juga dengan saat ini, ada beberapa tren fashion lawas yang populer beberapa tahun lalu, kini kembali disukai banyak orang.
Di era digital yang kian berkembang, tren fashion pun tak mau ketinggalan. Salah satu tren yang kembali populer adalah Y2K, singkatan dari Year 2000.
Tren ini muncul di akhir tahun 90-an hingga awal 2000-an, bertepatan dengan booming internet yang mengubah dunia. Popularitas Y2K semakin melejit berkat kemunculannya di film-film hits seperti The Matrix dan Mean Girls.
Gaya futuristik dengan sentuhan retro yang mencolok menjadi ciri khas Y2K. Lebih dari sekadar nostalgia, Y2K adalah tentang ekspresi diri yang berani dan tanpa batas.
Tren ini mengajak para penggunanya untuk tampil percaya diri dan berani bereksperimen dengan gaya yang unik dan menarik.
Baca Juga: 5 Fashion Item Y2K Ini Bikin Penampilan Kelihatan Tua, Ada Apa Saja?
Saat ini, tren Y2K kembali dipopulerkan oleh para Gen Z, karena bagi mereka tren fashion ini bukan sekadar nostalgia. Tapi juga merupakan sebuah wadah untuk mengekspresikan diri dengan cara yang unik dan kreatif.
Berbeda dengan era 2000-an, Y2K modern memadukan sentuhan kekinian agar lebih relevan dengan zaman. Salah satu kunci untuk tampil Y2K modern adalah dengan memadupadankan item fashion yang tepat.
Contohnya, kamu bisa menggabungkan baggy jeans dengan baby tee dan tas kecil untuk mendapatkan nuansa Y2K yang stylish. Tak lupa, tambahkan statement piece yang berani dengan warna kontras untuk semakin mempertegas gaya Y2K.
Aksesoris juga menjadi elemen penting dalam menyempurnakan gaya Y2K, yang mana Kawan Puan bisa menambahkan bandana, kalung choker, atau kacamata frame kecil untuk memperkuat nuansa ala tahun 2000-an pada penampilanmu.
Tren ini terinspirasi dari kehidupan pedesaan Eropa pada abad ke-18, di mana Inggris dan Perancis masih dihiasi hamparan sawah dan pedesaan yang menawan.
Cottage core mengajak kita untuk kembali ke alam dan mengapresiasi kesederhanaan, dengan mengenakan pakaian warna-warna naturalistik yang menjadi ciri khasnya. Yaitu dengan palet earthy tone seperti khaki, umber, putih, dan steel yang mendominasi.
Motif bunga, yang identik dengan keindahan alam, juga sering menghiasi pakaian bergaya Cottage core.
Baca Juga: Gaya Klasik hingga Modern, Ini Jenis-Jenis Sepatu Boots (Bagian 2)
Untuk tampil dengan gaya cottage core, kamu bisa memilih blouse atau dress dengan motif bunga yang anggun. Luaran panjang seperti cardigan atau blazer dengan warna-warna earthy tone juga bisa menjadi pilihan.
Lengkapi penampilanmu dengan aksesoris seperti topi jerami, pita, dan sepatu ala Victoria atau Mary Jane untuk menambah nuansa pedesaan yang romantis.
Bloke Core adalah sebuah tren fashion yang terinspirasi dari budaya Hooligan di Inggris tahun 1970-an dan 1980-an, dan kembali bangkit di era modern.
Tren ini tak hanya populer di kalangan penggemar sepak bola, tapi juga pecinta musik Grime dan subkultur Casuals. Kepopulerannya semakin meledak setelah dikenalkan kembali di media sosial dan semakin ramai saat Piala Dunia Qatar 2022.
Dalam tren Bloke Core,memakai jersey tim kebanggaan bukan hanya menunjukkan dukungan, tapi juga menjadi identitas dan gaya hidup.
Generasi muda masa kini menggemari Bloke Core dengan menggunakan kembali jersey sepak bola retro dipadukan dengan celana regular seperti denim shorts atau celana longgar.
Sepatu casual seperti white sneakers menjadi pelengkap sempurna, serta aksesoris seperti jam tangan, cincin, atau kalung turut memperkuat gaya Bloke Core.
Baca Juga: Ingin Tampil Sporty ala Kpop? Ini Rekomendasi Gerai Streetwear Premium di Jakarta
Di era modern ini, generasi Milenial dan Gen Z menunjukkan kebanggaan mereka terhadap budaya Indonesia dengan tren berkain.
Tren ini bukan sekadar gaya fashion baru, melainkan identitas budaya bangsa yang telah ada sejak lama.
Popularitas tren fashion berkain kembali meledak berkat sebuah tantangan di media sosial yang mengajak para remaja untuk memadukan kain tradisional dengan gaya modern.
Kreativitas dan inovasi para pengguna media sosial ini membawa angin segar bagi budaya Indonesia, menunjukkan bahwa kain tradisional seperti batik atau tenun bukan hanya warisan leluhur, tapi juga bisa tampil trendi dan kekinian.
Kini, tren berkain semakin berkembang, yang mana para penggunanya tak hanya menggunakan kain untuk acara formal, tapi juga untuk kehidupan sehari-hari dengan sentuhan kasual.
Kaos oversize, blazer, dan rompi menjadi pilihan atasan yang dipadukan dengan kain batik, menghadirkan perpaduan gaya klasik dan modern yang memukau.
Tak hanya batik tradisional, berbagai modifikasi batik gaya modern pun semakin digemari. Atasan batik yang dipadukan dengan kemeja putih dan celana jeans menjadi salah satu contohnya.
(*)
Baca Juga: Edward Hutabarat Akan Jadi Orang Asia Tenggara Pertama yang Pameran di Carrousel du Louvre