Parapuan.co - Di tengah glamorama industri fashion dan kecantikan, ternyata ada dampak terhadap lingkungan yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Mulai dari penggunaan air yang berlebihan dalam produksi kapas hingga mikroplastik dalam kosmetik.
Belum lagi, keinginan masyarakat untuk mengikuti tren terkini sering kali menciptakan generasi konsumtif yang menimbulkan kerugian besar bagi planet ini.
Namun, dengan dampaknya yang besar terhadap lingkungan, konsumen juga semakin sadar untuk menggunakan produk-produk yang lebih berkelanjutan.
Hal ini pun menyebabkan meningkatnya 'green marketing', dimana perusahaan-perusahaan mempromosikan diri mereka sebagai perusahaan yang ramah lingkungan.
Kendati demikian, ada kekhawatiran yang semakin besar di tengah populernya penerapan green marketing, yaitu greenhushing.
Apa itu Greenhushing?
Istilah greenhushing menjadi populer tahun ini, namun sebutan ini sudah ada sejak tahun 2008.
Greenhushing diciptakan oleh ahli strategi merek Jerry Stifelman dan penulis lingkungan Sami Grover di blog Treehugger.com, seperti melansir dari NSS Mag.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Skincare Bahan Alami untuk Cerahkan Wajah yang Ramah Lingkungan