Minat Bekerja di Luar Negeri Makin Tinggi, Ini Negara Favorit para Pencari Kerja

Saras Bening Sumunar - Selasa, 25 Juni 2024
Bonus demografi Indonesia diprediksi terjadi tahun 2030.
Bonus demografi Indonesia diprediksi terjadi tahun 2030. Rifka Hayati

Parapuan.co - Sejak tahun 2022, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyatakan bahwa Indonesia akan segera memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030.

Di masa tersebut, jumlah penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan penduduk non-produktif, menciptakan peluang emas untuk membangun ekonomi yang kuat dan sejahtera.

Namun, bonus demografi ini juga membawa tantangan besar, yaitu kebutuhan akan banyaknya lowongan pekerjaan.

Berdasarkan laporan Jobstreet by SEEK yang berjudul Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja dipaparkan bahwa keinginan para tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri tetap tinggi, mencapai angka 67% pada tahun 2023.

Data ini diambil dengan melibatkan 3.260 partisipan tenaga kerja Indonesia dengan sebaran usia mulai 20 sampai 60 tahun.

Besarnya persentase dari penelitian tersebut menegaskan bahwa minat untuk mengeksplorasi peluang karier di luar negeri masih sangat kuat di kalangan tenaga kerja Indonesia.

Fenomena ini bukan hanya sekadar tren, tetapi juga menjadi indikator penting dalam persiapan menghadapi bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030.

Australia Paling Banyak Diminati

Australia memimpin daftar sepuluh besar destinasi yang paling diminati untuk bekerja.

Baca Juga: Disebut Disabilitas Tidak Terlihat, Perempuan Bekerja Perlu Tahu Implikasi Migrain di Tempat Kerja

Ketika ditanya tentang destinasi yang paling diinginkan, para responden memprioritaskan negara besar berbahasa Inggris.

Setelah Australia, negara besar seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris diminati oleh para pencati kerja di tahun 2024 ini.

Daftar sepuluh besar ini juga menampilkan destinasi utama Eropa seperti Jerman, Prancis, Spanyol, dan Swiss.

Sementara untuk negara di Asia yang banyak diminati yakni Singapura dan Jepang.

Lantas, apa alasan para responden memilih bekerja di luar negeri?

Para responden penelitian memiliki tiga alasan utama dalam memilih suatu negara untuk mereka bekerja, misalnya:

Mulai dari kesempatan kerja dan kualitas hidup yang lebih baik, hingga pendapatan yang lebih tinggi.

Di sisi lain, pertimbangan praktis lainnya adalah penggunaan bahasa.

Baca Juga: Survei Ini Ungkap 45% Perempuan Pernah Mengalami Perlakuan Tidak Menyenangkan di Kantor

Dalam memilih perusahaan asing, pencari kerja lebih memilih perusahaan yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa kerja dan memiliki budaya yang inklusif.

Menawarkan bantuan terkait visa, relokasi, dan perumahan juga akan membuat perusahaan lebih menonjol di pasar tenaga kerja global.

Hal lain yang tak kalah penting yakni urusan jam kerja di luar negeri yang tentunya berbeda dengan Indonesia.

Misalnya saja, di Amerika Serikat memiliki standar jam kerja selama 40 jam dalam seminggu.

Sedangkan di Inggris, jam kerja karyawan dalam satu minggu itu selama 35 sampai 37 jam.

Kawan Puan, demikianlah rangkuman terkait penelitian yang dilakukan oleh Jobstreet by SEEK terkait minat bekerja di luar negeri.

Kalau kamu gimana nih? Apakah juga berminta bekerja di luar negeri?

Baca Juga: Perempuan Bekerja Ingin Pelihara Hewan Tapi Sibuk? Ini 3 Binatang yang Minim Perawatan

(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Tips Manfaatkan Uang Pesangon PHK Jadi Modal untuk Wirausaha