Setiap komponen atau kru penyelenggara ajang meski dibekali pengetahuan tentang cara melakukan CPR.
"Saya berharap penyelenggara pertandingan memastikan bahwa komponen petugas dari wasit hingga EO (event organizer) punya pengetahuan dan bisa melakukan CPR," kata Dr. Vito.
Menurutnya, kondisi henti jantung yang tertangani dengan cepat dan tepat dapat mengurangi risiko kematian.
"Sesegera mungkin melakukan CPR dapat membuat perbedaan krusial dalam situasi darurat henti jantung," jelas Dokter Vito.
Dengan demikian, siapa pun yang terlibat dalam penyelenggaraan ajang olahraga dapat membantu pemulihan orang yang mendadak tidak sadarkan diri.
Pertolongan pertama berupa CPR sendiri dapat membantu menjaga aliran darah ke otak dan organ vital lain.
Artinya, kerusakan otak dan organ lain dapat dicegah dengan melakukan CPR, sehingga meningkatkan peluang bertahan hidup.
"CPR mempertahankan fungsi jantung dan paru-paru sementara menunggu bantuan medis tiba, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup pasien," imbuh sang dokter.
Lantas, bagaimana cara yang tepat melakukan CPR pada individu yang tidak sadarkan diri secara mendadak?