Ini tidak selalu berarti berbagi tempat tidur langsung; menempatkan bayi di tempat tidur yang berdekatan atau di kamar yang sama juga bisa dianggap sebagai co-sleeping.
Hal ini memungkinkan orang tua untuk merespons sinyal dari bayi dengan lebih efektif, menjaga pernapasan bayi, dan memberikan perlindungan maksimal.
Mitos 3, Tidak Ada yang Melakukannya
Lebih dari 80% ibu yang menyusui tidur bersama bayinya, menunjukkan bahwa co-sleeping cukup umum dilakukan di kalangan orang tua.
Jadi, jika Kawan Puan memilih untuk melakukannya, Kawan Puan sebenarnya tidak sendirian.
Mitos 4, Bayi Akan Menjadi Manja
Tidur dekat dengan ibu bukanlah soal memanjakan. Ini adalah respons biologis yang penting bagi bayi untuk merasa aman dan terlindungi.
Bayi membutuhkan kehadiran fisik orang tua mereka untuk mendukung perkembangan emosional dan kognitif mereka.
Baca Juga: Bayi dan Balita Boleh Pakai Sunscreen, Begini Tips Pengaplikasiannya
Mitos 5, Bayi Tidak Akan Mandiri
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidur bersama orang tua mereka dapat tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri dan kurang cenderung takut.
Co-sleeping memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap kebutuhan bayi, yang pada gilirannya dapat membantu mereka belajar untuk mandiri secara bertahap seiring waktu.
Mitos 6, Merusak Hubungan Pasangan
Co-sleeping tidak harus merusak hubungan intim Kawan Puan dengan pasangan. Orang tua yang melakukan co-sleeping sering kali menemukan cara untuk mempertahankan keintiman mereka dengan cara yang kreatif.
Ini bahkan dapat memperkuat hubungan keluarga dengan memberikan waktu yang lebih banyak untuk bersama-sama. (*)
Baca Juga: Bayi MPASI Tak Kunjung Bisa Mengunyah, Lakukan 6 Tips Berikut