Hari Anak Nasional, Begini Mengajarkan Kesetaraan Gender pada Anak Sejak Dini

Arintha Widya - Selasa, 23 Juli 2024
Mengajarkan kesetaraan gender pada anak sejak dini.
Mengajarkan kesetaraan gender pada anak sejak dini. mohd izzuan

Parapuan.co - Kawan Puan, mengajarkan anak mengenai kesetaraan gender sejak dini amatlah penting.

Dengan mengedukasi anak mengenai kesetaraan gender, mereka akan paham bahwa laki-laki dan perempuan setara dalam berbagai aspek, mulai dari karier, keuangan, hingga pekerjaan domestik di rumah tangga.

Cara mengajarkannya haruslah di periode kanak-kanak awal, di mana pertumbuhan dan perkembangan anak cukup pesat.

Di masa kanak-kanak, anak harus memperoleh keterampilan sosial, emosional, kognitif, dan bahasa yang menjadi dasar untuk kesehatan, perkembangan, kesejahteraan, hubungan positif, dan produktivitas mereka di masa dewasa.

Seperti merangkum laman UNICEF, di masa tersebut, anak-anak perlu belajar pula tentang norma, sikap, dan harapan gender dari keluarga dan masyarakat, yang berdampak pada caranya melihat diri sendiri di dunia nantinya.

Anak-anak sudah mulai memahami gender, apakah mereka laki-laki atau perempuan, pada usia 2 atau 3 tahun.

Pada usia ini, anak-anak yang "mengikuti" stereotip gender cenderung menghindari mainan dan aktivitas yang dianggap tidak relevan dengan jenis kelamin mereka.

Misalnya anak perempuan hanya main boneka, dan anak laki-laki cuma mau main mobil-mobilan.

Padahal, mainan tidak mengenal gender. Mainan anak, apapun bentuknya, bisa dimainkan laki-laki maupun perempuan di masa kanak-kanak mereka.

Baca Juga: Bermanfaat bagi Bayi-Balita, Berapa Lama Waktu Bermain yang Dibutuhkan Anak?

Mainan merupakan alat untuk merangsang daya imajinasi dan kreativitas anak, jadi sebaiknya tidak dibatasi.

Begitu ada batasan, secara tidak langsung anak akan mengikuti stereotip gender, yang justru bisa menyulitkan orang tua untuk mengajarkan tentang kesetaraan.

Pentingnya Memahami Kesetaraan Gender bagi Anak

Memahami tentang kesetaraan gender sejak dini bukan hanya mendorong anak untuk menerima keragaman dan inklusivitas.

Dilansir dari laman edukasi pengasuhan Taabur di LinkedIn, mempromosikan kesetaraan gender juga akan membantu mengurangi tingkat kekerasan, pelecehan, dan penindasan.

Mumpung kanak-kanak belum mengenal arti dari gender, mereka dapat diedukasi sedini mungkin mengenai kesetaraan melalui contoh atau perlakuan dari orang tua.

Bila sudah ditanamkan konsep kesetaraan gender sejak ini, persepsi mereka akan berkembang seiring berjalannya waktu.

Kelak, anak-anak pun menjadi individu yang tidak membeda-bedakan peran maupun pekerjaan dari jenis kelamin atau gender.

Cara Mengajarkan Kesetaraan Gender pada Anak

Baca Juga: 6 Aktivitas Menyenangkan untuk Balita yang Bisa Dilakukan di Dalam Rumah

Adapun beberapa hal yang bisa orang tua ajarkan pada anak sebagai edukasi mengenai kesetaraan gender, antara lain:

1. Tugas Harian atau Domestik

Tugas sehari-hari di rumah tidak boleh dilihat sebagai peran gender, misalnya mencuci, memasak, dan mengasuh anak adalah tugas ibu.

Tugas-tugas domestik rumah tangga seharusnya dibagi rata, di mana ayah dan ibu (pasangan suami istri) bekerja sama dan bergantian.

Dengan demikian, anak tidak memiliki gagasan prasangka tentang gender.

2. Bercerita

Cobalah bercerita pada anak tentang kisah-kisah dalam film yang terkait dengan kesetaraan, misalnya film Up (2009).

3. Bermain Peran atau Roleplay

Saat anak mulai aktif bermain, ajak untuk roleplay di mana mereka bisa berpura-pura memainkan berbagai profesi.

Mulai dari menjadi perawat, dokter, koki, bidan, pemadam kebakaran, polisi, bahkan tukang ledeng.

Peran-peran yang berbeda akan membantu mereka mengembangkan pandangan yang tidak stereotip tentang gender.

Itulah tadi cara mengajarkan pada anak tentang kesetaraan gender sejak dini. Selamat Hari Anak Nasional, Kawan Puan!

Baca Juga: Heboh Bocah Main RP di Medsos, Ini 7 Ide Roleplay yang Baik untuk Anak

(*)

Sumber: UNICEF
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Hari Anak Nasional, Begini Mengajarkan Kesetaraan Gender pada Anak Sejak Dini