Parapuan.co - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) segera mewajibkan diterapkannya Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum sekolah baru pengganti K-13 (Kurikulum Tahun 2013).
Lantaran saat ini kedua kurikulum sekolah itu masih berlaku, pemerintah baru akan mewajibkan Kurikulum Merdeka diaplikasikan secara nasional mulai 2027 mendatang.
Untuk itu, sedari sekarang para siswa, guru, maupun orang tua hendaknya bersiap-siap dengan perubahan kurikulum sekolah yang mungkin dijalankan sebelum 2027.
Terutama untuk siswa SMA atau sekolah menengah atas, karena di Kurikulum Merdeka tidak ada lagi jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
Lantas, bagaimana siswa SMA belajar tanpa penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa seperti pada K-13?
Hal ini pernah dijelaskan oleh Nadiem Makarim dalam sebuah pernyataan secara virtual pada Februari 2022.
Seperti apa? Yuk, simak informasinya di bawah ini sebagaimana dikutip dari Kompas.com!
Penghapusan Program Jurusan di SMA
Baca Juga: Kurikulum Prototipe Hapus Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA, Apa Itu?
Nadiem Makarim mengatakan, "SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang menggunakan Kurikulum Merdeka."
"Ini salah satu keputusan yang bisa memberikan kemerdekaan bagi anak-anak kita yang sudah mulai masuk dalam umur dewasa untuk bisa memilih," imbuhnya.
Nadiem menambahkan, Kurikulum Merdeka memungkinkan para siswa SMA memilih mata pelajaran yang mereka minati.
Terutama di dua tahun terakhir saat SMA. Dengan begitu, tidak ada lagi penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa.
Konsep Kurikulum Merdeka
Meski program IPA, IPS, dan Bahasa ditiadakan bagi sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, Nadiem Makarim menilai butuh waktu untuk mengimplementasikan.
Maka itu, masih ada jangka waktu selama tiga tahun ke depan agar pihak sekolah dalam mempersiapkan diri dan menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap.
Konsep Kurikulum Merdeka sendiri mengacu pada pembelajaran yang banyak dipakai di negara-negara maju.
Menurut Nadiem, sekolah menengah atas di banyak negara maju sudah menerapkan pemberian materi pelajaran sesuai dengan minat siswa.
Baca Juga: Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Peserta Didik yang Perlu Orang Tua Tahu
Siswa Bisa Memilih Mata Pelajaran Sesuai Minat
Implementasinya, siswa di kelas X atau 1 SMA akan mendapatkan kegiatan pembelajaran uni inkuiri.
Unit inkuiri adalah pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengindentifikasi dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar.
Yaitu identifikasi berdasarkan sudut pandang berbagai mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran IPA dan IPS dengan menggunakan metode inkuiri.
Kemudian saat naik kelas XI dan XII, siswa akan dibebaskan memilih mata pelajaran dari kelompok IPA, IPS, maupun Bahasa, sesuai dengan minat dan bakatnya.
Bila siswa bingung, mereka akan mendapatkan panduan dari guru Bimbingan Konseling di sekolah.
Sementara itu untuk jam belajar, setiap minggunya minimal 42-47 jam dengan alokasi mata belajaran terdiri dari 20-25 jam pelajaran.
Para siswa bisa memilih masing-masing lima 5 jam pelajaran untuk mata pelajaran kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan Budaya.
Kemudian, mata pelajaran Prakarja dan Kewirausahaan 2 jam pelajaran; dan maksimal 5 jam pelajaran untuk mapel Vokasi.
Para siswa dapat memilih 4-5 mata pelajaran dari minimal dua kelompok mata pelajaran pilihan.
Adapun jumlah maksimal pilihan yang diambil dari satu kelompok mapel pilihan adalah 3 mata pelajaran.
Bagi Kawan Puan yang masih bingung, dapat menghubungai guru Bimbingan Konseling di sekolahmu, ya.
Baca Juga: Tantangan Orang Tua Menghadapi Perubahan dari K13 ke Kurikulum Merdeka, Begini Solusinya!
(*)