Parapuan.co - Kejadian meninggalnya dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Universitas Diponegoro (Undip) belakangan ini masih menjadi perhatian.
Mendiang dokter peserta PPDS bernama Aulia Risma Lestari diduga akibat mengalami perundungan dari seniornya selama menjalani masa residensi.
Mengutip Kompas.com, saat ini kasus kematian mahasiswi PPDS Undip tersebut tengah memasuki tahap investigasi internal.
Terkait proses ini, Wakil Rektor IV Undip, Wijayanto, menegaskan bahwa pelaku yang terlibat dan terbukti melakukan perundungan akan dikeluarkan.
"Jika memang terbukti ada perundungan, hukuman untuk pelakunya jelas dan tegas adalah drop out," kata, Wijayanto, Senin (2/9/2024).
Terlepas dari dugaan perundungan terhadap peserta PPDS Undip, sebenarnya apa saja tugas dokter residen selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis?
Berikut ini sejumlah tugas yang dilakukan peserta PPDS untuk bisa menjadi dokter spesialis seperti dilansir WebMD via Kompas.com!
1. Memberikan Perawatan kepada Pasien
Sebagai dokter residen, tugas utama mahasiswa PPDS adalah memberikan perawatan langsung kepada pasien.
Baca Juga: Mau Jadi Dokter Spesialis Jantung, Ini Jenjang Pendidikan dan Biayanya
Perawatan tersebut meliputi proses mendiagnosis, mengelola, dan menangani berbagai kondisi kesehatan.
Meski residen memiliki tanggung jawab yang besar dalam menangani pasien, kinerjanya selalu berada di bawah pengawasan residen senior atau dokter spesialis yang lebih berpengalaman.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap langkah perawatan sesuai dengan standar medis dan memberikan hasil terbaik bagi pasien.
2. Menjalani Rotasi di Berbagai Departemen
Selama masa residensi, dokter residen akan menjalani rotasi kerja di berbagai departemen yang ada di rumah sakit tempat PPDS.
Departemen yang dimaksud mencakup unit-unit kritis, seperti Unit Perawatan Intensif (ICU), Departemen Gawat Darurat (UGD), serta berpartisipasi dalam prosedur di ruang operasi.
Selain itu, mereka juga akan bekerja di bangsal pasien umum dan menangani perawatan rawat jalan.
Rotasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman klinis yang luas bagi dokter residen.
Dengan demikian, dokter residen memiliki pemahaman yang komprehensif tentang berbagai aspek perawatan medis.
Baca Juga: Marie Thomas Muncul di Google Doodle, Dokter Perempuan Pertama Indonesia
3. Mengasah Pengetahuan Medis
Di samping tugas klinis, residen juga terus belajar dan memperdalam pengetahuan medis mereka.
Sambil menangani pasien, residen akan belajar bagaimana mendiagnosis berbagai kondisi, merekam riwayat medis secara rinci, serta melakukan berbagai prosedur medis yang diperlukan.
Mereka juga bertanggung jawab untuk memeriksa pasien secara berkala dan berkomunikasi dengan keluarga pasien mengenai perkembangan kondisi kesehatan.
Setiap tugas dan kegiatan yang dilakukan oleh dokter residen akan ditinjau dan dievaluasi oleh residen senior maupun dokter pengawas.
Hal itu dilakukan untuk memastikan residen terus berkembang dan bekerja sesuai dengan standar yang diharapkan.
Adapun masa residensi yang dijalani dokter untuk menjadi spesialis bervariasi, tergantung spesialisasi dan tempat atau instansi menjalani PPDS.
Umumnya, masa PPDS berlangsung antara 6 semester (3 tahun) hingga 10 semester (5 tahun).
Demikian informasi mengenai tugas residen saat menjalani PPDS untuk menjadi dokter spesialis.
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan, ya.
Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP Dokter Spesialis dan Subspesialis Dibuka, Ini Tahapan Seleksinya
(*)