Parapuan.co - Pada 2030, sekitar 45 persen perempuan berusia 25-44 tahun diproyeksikan akan memilih single dan childfree atau childless (hidup tanpa anak).
Tren semacam itu tentu akan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk perekonomian, kebijakan di dunia kerja, stigma sosial, dan sebagainya.
Lantas, apa yang membuat perempuan memilih melajang dan tidak punya anak, serta lebih memprioritaskan kariernya di masa depan?
Simak dulu informasi mengenai studi Morgan Stanley tentang perempuan yang diperkirakan memilih single dan childfree pada 2023 sebagaimana dirangkum dari Times of India berikut ini!
Memahami Peran Perempuan dalam Kehidupan
Dalam budaya tradisional hampir di seluruh dunia, peran perempuan di kehidupan bisa dibilang sangat terbatas, yaitu hanya pada ranah rumah tangga.
Semisal menikah dan menjadi istri, menjadi seorang ibu rumah tangga, mengerjakan pekerjaan domestik, dan lain-lain seputar itu.
Namun, seiring perkembangan zaman, pola pikir perempuan juga ikut berkembang sehingga peran mereka berubah dan bertambah.
Perempuan juga perlu berdaya, tidak hanya melakukan peran dalam ranah domestik, tapi juga menjalani karier dan bekerja di luar rumah.
Baca Juga: Ini Pentingnya Peran Perempuan dalam Menjalankan Gaya Hidup Berkelanjutan
Artinya, perempuan punya pilihan untuk dapat menjalani berbagai peran, menjadi istri atau ibu, menjadi ahli di bidang yang digelutinya, dan menjadi dirinya sendiri.
Mengapa Lebih Banyak Perempuan Memilih Tetap Melajang?
Studi Morgan Stanley mencatat faktor pendorong yang membuat perempuan lebih memilih untuk tetap melajang.
Hal ini dipicu oleh generasi muda akhir-akhir ini, yang menikah di usia 20-an. Tren yang disinyalir berubah dengan cepat.
Melihat generasi muda menikah di usia 20-an, perempuan yang belum menikah di umur tersebut cenderung memilih tetap melajang.
Sebagian besar perempuan, yaitu sebanyak 45 persen seperti disebutkan dalam studi Morgan Stanley, akan lebih fokus pada perkembangan diri dan kariernya alih-alih status pernikahan.
Disebutkan pula bahwa berstatus lajang bakal menjadi sesuatu yang menarik para diri perempuan di masa depan.
Alasan Perempuan Menunda Punya Anak atau Bahkan Childfree
Bagi perempuan yang sudah atau memilih untuk menikah, studi menemukan mereka cenderung menunda punya anak atau bahkan childfree.
Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Ungkap Peran Perempuan Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Keluarganya
Hal ini tidak hanya disebabkan karena perkembangan zaman, tapi juga berbagai faktor lain.
Sebut saja diantaranya kekhawatiran untuk mendapatkan work life balance, pertumbuhan karier, dan biaya mengasuh anak.
Ditambah lagi, menjadi ibu bekerja bukan peran yang mudah bagi sebagian perempuan karier.
Di zaman seperti sekarang, banyak perempuan yang mempunyai karier bagus dan memiliki penghasilan lebih besar dari pasangannya.
Sebagian perempuan juga menemukan independensi atau kebebasan dalam menentukan kebahagiaan pribadi dan pertumbuhan karier profesionalnya.
Apa Dampak Tren Ini?
Rupanya, tren di mana lebih banyak perempuan yang memilih single dan childfree memberikan dampak besar pada perekonomian dan dunia kerja.
Melihat banyaknya perempuan menunda atau enggan menikah dan punya anak, situasi finansial mereka tentu semakin bertumbuh.
Pada 2030, pandangan masyarakat tentang pernikahan dan menjadi orang tua juga ikut berubah.
Ini akan menuntun pada semakin progresifnya kebijakan dalam pengasuhan anak, jam kerja yang lebih fleksibel, dan kesetaraan penghasilan (untuk pekerja laki-laki maupun perempuan).
Dari informasi di atas, sudah tahu kan seberapa penting peran perempuan dalam perekonomian global dan kehidupan? Bagaimana menurut Kawan Puan?
Baca Juga: Bangun Tembok Perlindungan: Ini Peran Perempuan Mencegah Kekerasan pada Anak
(*)