Parapuan.co - Kawan Puan, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI atau PON 2024 yang diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara telah resmi berakhir.
PON 2024 mencatatkan sejarah sebagai Pekan Olahraga Nasional pertama yang dihelat di dua provinsi sekaligus.
PON 2024 ini diikuti oleh 39 kontingen, termasuk dari Ibu Kota Nusantara (IKN), serta melibatkan hampir 13.000 atlet dalam 65 cabang olahraga.
Meski berhasil mencatatkan sejumlah prestasi, seperti pemecahan rekor nasional dan PON, ajang ini juga diwarnai oleh berbagai kontroversi yang tak lepas dari perhatian publik.
Berikut beberapa isu kontroversial yang mencuat selama penyelenggaraan PON 2024 seperti dirangkum dari Kompas.com!
1. Permasalahan Konsumsi Atlet
Permasalahan terkait konsumsi atlet menjadi salah satu isu utama yang muncul sebelum PON dimulai.
Dua hari sebelum pembukaan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menerima keluhan dari para atlet mengenai makanan yang disediakan.
Beberapa hari setelah PON berlangsung, sejumlah atlet mengunggah kondisi makanan yang dinilai tidak layak, bahkan sering terlambat.
Baca Juga: Dokter Gizi Bagikan 3 Tips Pola Makan Sehat, Mudah Diterapkan
Atlet cabang menembak, Rafi Arofah Dirgantari, mengungkapkan ketidakpuasan terkait gizi makanan yang disediakan, yang dinilai tidak memenuhi standar kebutuhan atlet.
Keluhan ini menunjukkan masih adanya kekurangan dalam manajemen konsumsi di PON XXI.
2. Penganiayaan Kapten Tim Sepak Bola Sumut
Insiden kekerasan menodai ajang PON 2024 ketika kapten tim sepak bola putra Sumatera Utara, Alif Eka Rizky, dikeroyok sejumlah pemain dari kontingen Papua Barat.
Kejadian ini terjadi di sebuah hotel di Banda Aceh setelah Sumatera Utara (Sumut) bermain imbang tanpa gol melawan Sulawesi Tengah.
Papua Barat yang merasa dirugikan karena gagal lolos akibat hasil imbang tersebut, diduga menuduh tim Sumut bermain curang.
Alif mengalami luka di hidung dan mendapatkan perawatan medis. Insiden ini tentu saja mencoreng semangat sportifitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kompetisi olahraga.
3. Kontroversi Laga Sepak Bola Aceh vs Sulawesi Tengah
Pertandingan perempat final antara Aceh dan Sulawesi Tengah (Sulteng) diwarnai kericuhan ketika pemain Sulteng, Muhammad Rizki, memukul wasit Eko Agus Sugiharto setelah merasa kepemimpinan wasit berat sebelah.
Baca Juga: UEFA Euro 2024, Perkembangan Sepak Bola Wanita di Eropa dan Asa Sepak Bola Putri Indonesia
Kericuhan semakin memuncak saat wasit memberikan penalti kontroversial kepada tim Aceh di injury time, yang memicu protes dari tim Sulteng.
Meski Aceh gagal mengeksekusi penalti pertama, wasit kembali memberikan penalti kedua yang membuat pertandingan semakin panas.
Insiden ini menyoroti masalah ketidakpuasan terhadap kepemimpinan wasit di PON 2024.
4. Atap Venue Menembak Ambruk
Venue cabang olahraga menembak di Mata Ie, Aceh Besar, mengalami insiden ketika atapnya ambruk saat pertandingan berlangsung.
Ambruknya atap diduga disebabkan oleh cuaca ekstrem yang melanda Aceh, dan disebut dipicu oleh pengerjaan venue yang belum sepenuhnya rampung.
Beberapa bagian bangunan, termasuk talang air, hanya dibangun sementara agar venue bisa digunakan selama PON 2024 berlangsung.
5. Kaca Venue Basket Pecah dan Melukai Penonton
Insiden lain yang terjadi adalah pecahnya kaca jendela di venue basket di kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Kaca tersebut pecah akibat angin kencang disertai hujan, dan pecahan kacanya mengenai penonton yang sedang menyaksikan pertandingan.
Sejumlah penonton mengalami luka di bagian punggung dan tangan akibat pecahan kaca.
Kejadian ini menambah daftar panjang peristiwa tak terduga yang terjadi selama PON 2024.
Berkaca jadi kejadian-kejadian di atas, semoga semua pihak melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Baca Juga: Kontroversi Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi untuk Anak di PP Nomor 28 Tahun 2024
(*)