Altcoin pertama yang muncul ke pasar adalah Namecoin pada 2011. Namecoin tidak hanya dirancang sebagai mata uang digital, tetapi juga untuk menciptakan sistem domain terdesentralisasi yang lebih aman.
Kemudian, pada tahun yang sama, altcoin lain bernama Litecoin muncul dengan menawarkan proses transaksi yang lebih sederhana dan cepat.
Litecoin menggunakan algoritma yang berbeda dari Bitcoin, yaitu Scrypt. Algoritma ini memungkinkan pengguna untuk menambang Litecoin menggunakan perangkat keras yang lebih sederhana.
Litecoin juga menawarkan waktu konfirmasi transaksi yang lebih cepat dibandingkan Bitcoin, sehingga membuat mata uang kripto ini menjadi salah satu altcoin favorit pada masanya.
Setelah itu, hadir altcoin lainnya seperti Ripple (2012) yang berfokus pada penyediaan jaringan pembayaran cepat antar bank. Lalu, ada pula Ethereum (2015) yang menawarkan fitur smart contracts, yaitu inovasi yang memungkinkan pembuatan aplikasi terdesentralisasi di atas blockchain.
Baca Juga: 4 Perbedaan Investasi Emas dan Bitcoin sebagai 'Emas Digital', Lebih Untung Mana?
Keuntungan menggunakan altcoin
Meski Bitcoin sudah dianggap sebagai "emas digital," altcoin hadir sebagai solusi yang lebih spesifik dan inovatif. Berikut beberapa keuntungan menggunakan altcoin.
- Menawarkan lebih banyak solusi
Altcoin hadir untuk menawarkan solusi atas berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh Bitcoin.
Misalnya, Ethereum memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi terdesentralisasi. Sementara Monero fokus pada transaksi yang sepenuhnya anonim.