10 Kebiasaan yang Harus Dihilangkan Kelas Menengah ke Bawah agar Naik Kelas

Arintha Widya - Selasa, 1 Oktober 2024
Kebiasaan keuangan yang membuat kelas menengah ke bawah sulit naik kelas.
Kebiasaan keuangan yang membuat kelas menengah ke bawah sulit naik kelas. MaleWitch

Parapuan.co - Kawan Puan mungkin sudah mendengar isu tentang kelas menengah di Indonesia yang disebut rentan miskin atau turun kelas.

Di Indonesia, ada tiga kategori masyarakat berdasarkan kondisi ekonominya, yaitu kelas atas, menengah, dan bawah.

Namun, ada juga yang disebut dengan kelas menengah ke atas dan menengah ke bawah.

Nah, kelas menengah ke bawah sering kali sulit untuk bisa naik kelas, menjadi menengah ke atas.

Mengapa demikian? Ada beberapa kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat kelas menengah ke bawah yang membuat mereka sulit naik kelas.

Apa saja? Berikut ini kebiasaan-kebiasaan yang harus dihilangkan kelas menengah ke bawah agar bisa naik kelas seperti dikutip dari New Trader U via Kontan.co.id!

1. Hidup di Luar Kemampuan

Hilangkan kebiasaan menghabiskan lebih banyak dari yang dihasilkan, termasuk penggunaan kartu kredit berlebihan atau pinjaman pribadi.

Solusinya, pantau pengeluaran dan sesuaikan dengan pendapatan untuk menemukan area mana yang bisa dihemat.

Baca Juga: Catat, Ini Cara Menjalani Gaya Hidup Hemat ala Frugal Living

2. Tidak Membuat dan Mengikuti Anggaran

Penganggaran sangat penting untuk kesehatan keuangan. Tanpa anggaran, sulit mengetahui ke mana uang pergi.

Bila kamu belum punya rencana keuangan, buatlah anggaran realistis mencakup pendapatan dan pengeluaran agar paling tidak, kamu tidak turun kelas.

3. Gagal Membangun Dana Darurat

Kebiasaan lain yang harus kamu hilangkan, yaitu tidak membangun atau menyisihkan uang untuk dana darurat.

Dana darurat sangat penting untuk menghadapi keadaan tak terduga seperti kehilangan pekerjaan.

Idealnya, dana ini mencakup biaya hidup 3-6 bulan. Anggaplah dana darurat sebagai prioritas dalam anggaran.

4. Perencanaan Pensiun yang Kurang

Banyak orang menunda menabung untuk pensiun. Padahal, dana pensiun sangat penting dan perlu dimulai sedini mungkin.

Baca Juga: Muda Bahagia dan Tua Bebas Merdeka dengan Dana Pensiun, Harus Mulai dari Mana?

Mulailah dari sekarang dengan konsistensi dalam menabung, karena semakin awal, semakin besar manfaatnya.

5. Tidak Memanfaatkan Investasi

Mulailah belajar tentang investasi dasar seperti diversifikasi dan toleransi risiko untuk keuntungan jangka panjang.

Manfaatkanlah peluang berinvestasi, walau sesederhana membeli perhiasan emas untuk disimpan dalam jangka panjang sebelum dijual kembali.

6. Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif yang tidak direncanakan sering kali didorong oleh emosi dan dapat merusak anggaran.

Cobalah menunggu sebelum membeli barang yang tidak penting dan hindari godaan promosi.

7. Inflasi Gaya Hidup

Ketika pendapatan naik, pengeluaran masyarakat kelas menengah ke bawah sering kali ikut meningkat.

Baca Juga: Anti Impulsif, Ini 4 Tips Hemat Belanja Online ala Beauty Influencer Abel Cantika

Kebiasaan ini bisa menghambat kemajuan keuangan. Sebaiknya, alokasikan sebagian kenaikan pendapatan untuk tabungan atau membayar utang.

8. Pengelolaan Kredit yang Buruk

Pengelolaan kredit yang buruk juga masih kerap dilakukan kelas menengah ke bawah, misalnya sering terlambat membayar tagihan.

Maka itu, bayar tagihan tepat waktu dan fokus pada utang berbunga tinggi untuk menghindari kerugian finansial lebih besar.

9. Kurangnya Literasi Keuangan

Kurangnya pengetahuan keuangan menyebabkan keputusan finansial yang tidak atau belum tepat.

Kamu bisa meningkatkan literasi keuangan melalui sumber daring, buku, atau kelas komunitas agar lebih percaya diri dalam mengelola keuangan.

10. Mengutamakan Kepuasan Jangka Pendek

Kelas menengah ke bawah sering kali memprioritaskan kesenangan sesaat atau jangka pendek.

Hal ini kurang tepat, dan sebaiknya tetapkan tujuan keuangan yang realistis dan pecah menjadi langkah kecil untuk memastikan stabilitas masa depan.

Itulah tadi kebiasaan yang perlu kelas menengah ke bawah hilangkan jika ingin naik kelas. Kawan Puan siap?

Baca Juga: Ini Pentingnya Literasi Finansial dan Perlindungan bagi Perempuan Indonesia

(*)

Sumber: Kontan.co.id
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Mengenali Trauma Bonding dalam Putus-Nyambung Hubungan P Diddy dan Sang Mantan