Padahal, diagnosis dini membuka lebih banyak opsi perawatan, seperti lumpektomi (pengangkatan sebagian jaringan).
Mengatasi tantangan seputar kanker payudara di Indonesia tidak cukup dengan memberantas stigma, tetapi juga memerlukan pendekatan yang komprehensif.
Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 43 persen kematian terkait kanker payudara di Indonesia dapat dicegah melalui deteksi dini, didukung oleh dorongan dari lingkungan terdekat pasien.
“Pengobatan kanker yang efektif harus dilengkapi dengan pemahaman yang lebih menyeluruh, bersama dengan perawatan holistik yang dapat memberikan pasien pengalaman berobat yang lebih baik secara keseluruhan,” tambah Dr. Khoo.
Seorang penyintas kanker payudara, Bunga (nama samaran), berbagi pengalaman tentang bagaimana perawatan holistik membantu pemulihannya lebih efektif dan penuh optimisme.
Ia belajar bahwa kanker bukanlah sesuatu yang harus dihadapi sendirian, tetapi harus diterima sehingga pasien tidak menutup diri.
"Dengan dukungan dari keluarga, teman, dan support group, saya bisa pulih dan menjalani hidup dengan cara pandang yang lebih positif," ucap Bunga.
"Saya sangat bersyukur atas dukungan komunitas yang menemani sepanjang perjalanan ini dan mereka meyakini bahwa saya tidak sendirian," katanya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mencegah Kanker Payudara? Sorella Indonesia Punya Tips
Sejalan dengan hal ini, CanHOPE, sebuah layanan konseling dan dukungan kanker nirlaba dari PCC, menekankan bahwa merawat kesehatan psikososial pasien sama pentingnya dengan perawatan fisik mereka.
Saat pasien menjalani pengobatan kanker, mereka kerap menghadapi berbagai tantangan berat yang bisa menyebabkan putus asa.
CanHOPE percaya penting untuk membantu pasien menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan melawan kanker.
(*)
Ken Devina