Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan yang Berperspektif Gender

Arintha Widya - Selasa, 22 Oktober 2024
Pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.
Pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender. Luke Chan

Parapuan.co - Pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan merupakan langkah penting dalam upaya memperkuat peran perempuan di sektor ekonomi.

Namun, Kawan Puan, langkah pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan bukan sekadar mendorong lebih banyak perempuan untuk memulai bisnis.

Pemberdayaan yang efektif harus dibangun dengan memahami akar permasalahan yang dihadapi oleh perempuan, termasuk kendala-kendala struktural dan kultural yang kerap menghambat.

Dengan pendekatan yang bersperspektif gender, solusi yang inklusif dan efektif dapat dirancang untuk mendukung kemajuan ekonomi perempuan.

Berikut ini informasi terkait usaha Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) memberdayakan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender seperti mengutip laman Instagram resmi!

Komitmen Pemerintah dalam Pemberdayaan Perempuan

Kementerian PPPA telah berkomitmen untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan melalui program dan kebijakan yang terstruktur selama 10 hingga 5 tahun terakhir.

Salah satu pencapaian penting adalah adanya peningkatan proporsi perempuan yang berada di posisi manajerial.

Pada tahun 2023, proporsi ini telah mencapai 35,02 persen, menunjukkan kemajuan dalam memperkuat peran perempuan dalam posisi kepemimpinan.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Warisan Kesetaraan Gender Dimulai dari Tingkat Pendidikan Tinggi

Selain itu, program PNM Mekaar juga telah melibatkan sekitar 47.000 Account Officer yang terlatih terkait Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak (KGPPA), yang kemudian disebarluaskan kepada 14,4 juta nasabah perempuan.

PNM Mekaar (Permodalan Nasional Madani - Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) merupakan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM, yang diluncurkan pada 2015.

PNM Mekaar menyediakan dukungan langsung kepada perempuan, terutama yang berada di segmen ekonomi mikro, agar dapat mengembangkan bisnis mereka.

Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Perempuan

Indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan juga menunjukkan tren positif.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2023, indeks literasi keuangan perempuan mencapai 66,75 persen, sementara indeks inklusi keuangan perempuan lebih tinggi, yaitu 76,08 persen.

Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, menandakan bahwa perempuan semakin memahami dan menggunakan produk keuangan untuk mendukung usaha mereka.

Partisipasi perempuan dalam sektor kewirausahaan juga mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data, presentase perempuan usia 15 tahun ke atas yang terlibat dalam usaha mencapai:

  • 35,43 persen pada tahun 2021.
  • 35,48 persen pada tahun 2022.
  • 36,55 persen pada tahun 2023.

Baca Juga: Memberdayakan Perempuan dengan Mendorong Kreativitas dan Kolaborasi

Ini menunjukkan tren yang positif, namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan partisipasi perempuan dalam kewirausahaan terus berkembang.

Dampak Program Bimbingan Teknis (Bimtek) Kewirausahaan untuk Perempuan Rentan

Salah satu program pemberdayaan yang berhasil adalah Bimbingan Teknis (Bimtek) Kewirausahaan untuk perempuan rentan.

Program ini telah memberikan berbagai manfaat nyata, antara lain sebagai berikut:

1. Peningkatan Pendapatan: Sekitar 27,8 persen peserta mengalami kenaikan rata-rata pendapatan bulanan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta.

2. Keseimbangan Waktu: Sebanyak 13,7 persen peserta telah menerima tips untuk menyeimbangkan waktu antara usaha dan keluarga.

3. Pengembangan Diri: Sebanyak 26,2 persen peserta merasakan kemudahan dalam memperoleh pengetahuan untuk pengembangan diri.

4. Perluasan Jaringan Usaha: Program ini juga membantu 15,8 persen peserta dalam memperluas jaringan usaha mereka.

5. Pola Pikir Kewirausahaan yang Lebih Maju: Sebanyak 37,4 persen peserta memiliki pola pikir yang lebih maju untuk mengembangkan bisnis mereka.

Baca Juga: Pentingnya Pemberdayaan Perempuan untuk Mencegah Pemaksaan Perkawinan

6. Disiplin dalam Pencatatan Bisnis: Sebanyak 15,1 persen peserta menjadi lebih disiplin dalam melakukan pencatatan bisnis, yang penting untuk keberlanjutan usaha mereka.

Tantangan dan Arah Masa Depan

Meskipun banyak pencapaian yang telah diraih, perjalanan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan masih panjang.

Tantangan seperti akses terhadap modal, pendidikan, dan dukungan sosial tetap menjadi isu yang perlu diatasi.

Oleh karena itu, diperlukan ekosistem yang mendukung dan ramah gender, di mana perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam posisi kepemimpinan.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat, upaya pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan dapat terus ditingkatkan.

Perempuan tidak hanya mampu menjadi pelaku bisnis yang sukses, tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi dan sosial secara keseluruhan.

Mudah-mudahan KemenPPPA 2024-2029 dapat melanjutkan dan meningkatkan program pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

Baca Juga: Beri Akses Pendidikan pada Anak Perempuan Bisa Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Negara

(*)

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Angkat Isu Anti-Kekerasan, Joko Anwar Siap Rilis Film Pengepungan di Bukit Duri