Parapuan.co - Kawan Puan, tak dapat dimungkiri perkembangan dunia digital sangat membantu UMKM, tetapi juga memberikan tantangan tersendiri.
Untuk dapat bersaing di era digital, dibutuhkan strategi cermat agar bisnis dapat bertahan dan berkembang.
Ika Puspa Sari, seorang pengusaha madu turut merasakan perkembangan ekosistem bisnis digital yang kian dinamis.
Ika dan Supriyadi, suaminya, mendirikan toko offline dan online yang dinamakan Al-Mubarokah Herbal pada 2018.
Bisnis Ika tersebut menjual madu, kurma, dan beragam produk herbal lainnya.
Hingga saat ini, Al-Mubarokah Herbal menangani ribuan pesanan setiap harinya dan terus mencatatkan pertumbuhan pembelian positif.
Berkaca pada keberhasilan Al-Mubarokah Herbal, Ika membagikan strategi dalam membangun bisnis online di tengah persaingan yang semakin ketat.
Seperti apa? Yuk, simak strategi Ika Puspa Sari menyukseskan bisnisnya sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN dari Lazada berikut ini!
1. Fokus Cari Jeneng Bukan Jenang
Baca Juga: Karyawan Bisa Bantu Branding, Ini yang Harus Dilakukan Pelaku Ide Usaha
Ika selalu memegang "mantra" berbunyi "cari jeneng, bukan jenang" atau mencari nama, bukan materi.
Bagi Ika, membangun brand yang kuat adalah prioritas utama dibandingkan mengejar keuntungan semata.
Brand yang telah dikenal dan dipercaya konsumen akan dengan sendirinya mendatangkan keuntungan material.
Sebaliknya, brand yang hanya berfokus pada angka atau nilai material cenderung akan meredup dan kehilangan daya tariknya dalam jangka panjang.
"Branding adalah pintu pembuka untuk pertumbuhan bisnis. Saya ingin konsumen mengasosiasikan madu dengan Al-Mubarokah," tutur Ika.
2. Bangun Mental
Banting setir dari pekerjaannya sebagai dosen dan bidan, Ika mengaku banyak orang yang menyayangkan pilihannya untuk menjadi pebisnis online.
"Saya sering ditanya, 'Memang yakin bisa mencukupi kebutuhan keluarga hanya dari jualan online?' Padahal omset saya sehari mungkin bisa lebih dari gaji sebulan," beber Ika.
Bagi Ika, modal terbesar memiliki brand bukan modal materi, tetapi modal kesiapan mental dan hati.
Baca Juga: Pebisnis Harus Tahu, Ini 3 Cara Supaya Content Marketing Hasilkan Uang
Meski memulai bisnis hanya dengan modal sebesar Rp500.000, mental seorang pebisnis harus lebih dari itu.
"Mengubah persepsi diri kita itu yang paling penting dan paling mahal. Modal rupiah itu kecil dan bisa dicari, tapi mentalitas itu tak bisa dibayar," tutur Ika.
3. Bingung Cari Peluang Bisnis? Mulai Lihat Peluang di Sekitarmu
Berawal dari ajakan sang suami, Ika memulai bisnis online dengan menjadi reseller.
Akan tetapi, kesulitan mendapatkan stok membuatnya dan suami memutuskan untuk memulai bisnis mereka sendiri. Bisnis yang mereka pilih adalah madu.
Pemilihan bisnisnya tak hanya didasari oleh latar belakangnya di dunia kesehatan, namun juga diambil karena melihat peluang pasar yang menjanjikan.
Keselarasan antara latar belakang atau keahliannya dengan peluang yang terbuka lebar, akhirnya memantapkan Ika untuk terjun ke bisnis online bersama suaminya.
"Orang sakit tidak selalu langsung ke dokter. Umumnya, mereka terlebih dahulu mencari penanganan lain yang dirasa aman yang umumnya bersifat non-medis, contohnya madu," kata Ika.
4. Jangan Terburu-buru, Cek Pasar Dulu
Baca Juga: Tak Hanya Untung, Ini Manfaat Melakukan Riset Pasar untuk Bisnis
Kekhawatiran utama pemula saat akan memulai bisnisnya adalah tingkat keberhasilan produknya di pasar.
Sebagai pemain bisnis online berpengalaman, Ika membagikan strateginya di awal pendirian Al-Mubarokah Herbal, yaitu tes pasar.
Ika menyoroti pentingnya tes pasar dalam memahami kebutuhan konsumen, yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan produk di pasar.
Salah satu produk Al-Mubarokah Herbal, madu yang diperuntukkan untuk anak dengan speech delay (keterlambatan bicara).
Awalnya dijual ke pasar sebanyak 20 botol yang langsung ludes di pasar, menunjukkan tingginya minat konsumen dan peluang pasar bagi produk ini.
Dengan tes pasar, penjual mampu mendapatkan gambaran tentang performa produk yang akan dijual di pasaran, sehingga memperkecil risiko gagal.
5. Identifikasi Unique Selling Point untuk Tarik Konsumen
Persaingan pasar yang kian sengit sering kali membuat penjual kesulitan untuk menarik perhatian konsumen.
Karenanya, penting untuk mengidentifikasi keunikan atau unique selling point (USP) dari produk yang dijual.
Baca Juga: Ingin Jualan Online? Simaklah Ini 5 Cara Membuat Deskripsi Produk
Al-Mubarokah Herbal, misalnya, tetap mampu mempertahankan posisinya di mata konsumen di tengah maraknya penjual madu di marketplace.
Hal ini, ungkap Ika, tak terlepas dari beberapa USP yang ditawarkan produk-produknya, antara lain: harga kompetitif yang mengakomodasi berbagai kalangan, sertifikasi yang lengkap, hingga produksi mandiri dengan quality control ketat.
Selain itu, layanan pelanggan yang unggul juga turut memberi nilai plus dari sisi pengalaman pelanggan.
Ilmu kesehatan yang ia kuasai membantunya memahami dan menyediakan produk yang menjawab kebutuhan pelanggan dengan lebih tepat dan terpercaya.
6. Optimalkan Fitur dan Layanan eCommerce
Platform eCommerce seperti Lazada menyediakan beragam fitur untuk membantu penjual meningkatkan kinerja toko.
Penting bagi penjual untuk mempelajari dan memanfaatkan fitur-fitur tersebut demi meningkatkan penjualan.
Namun, karena karakteristik toko yang berbeda-beda, Ika menekankan bahwa penting bagi penjual untuk mencoba berbagai fitur dan melihat mana yang paling efektif untuk toko masing-masing.
Al-Mubarokah Herbal, misalnya, sering menggunakan fitur voucher, iklan, serta Flexi Combo yang ditawarkan Lazada untuk mendongkrak penjualan.
Nah, itulah tadi tips sukses berbisnis dari pengusaha madu dan herbal. Kawan Puan bisa mencoba, nih!
Baca Juga: Dua Pemilik Brand Lokal Bagikan Kisah Kreasikan Produk dan Manfaatkan E-commerce
(*)