Parapuan.co - Kawan Puan, kabar baik datang dari dunia pendidikan Indonesia.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), kini jumlah perempuan Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi atau sarjana ternyata lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Fakta ini menjadi bukti kemajuan dalam mencapai kesetaraan gender di sektor pendidikan.
Seiring meningkatnya akses perempuan terhadap pendidikan, partisipasi mereka di jenjang pendidikan menengah hingga perguruan tinggi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Perempuan tidak hanya bisa mengakses pendidikan, tetapi juga dapat meraih pencapaian yang setara, bahkan lebih tinggi di beberapa jenjang.
Perbandingan Data Partisipasi Pendidikan
Melansir dari dataindonesia.id, berdasarkan data dari BPS, persentase penduduk perempuan berusia 15 tahun ke atas di perkotaan yang berhasil mendapat gelar sarjana mencapai 13,97 persen, sedangkan laki-laki hanya 13,07 persen.
Untuk wilayah perdesaan, persentase perempuan yang memiliki ijazah sarjana sebesar 6 persen, mengungguli laki-laki dengan persentase 5,14 persen.
Baca Juga: Bukan Hanya Guru, Ini 5 Prospek Kerja untuk Lulusan Sarjana Pendidikan
Di sisi lain, laki-laki masih mendominasi angka lulusan SMA/SMK, dengan persentase 38,07 persen di perkotaan dan 24,09 persen di perdesaan.
Sementara perempuan dengan ijazah tertinggi SMA/SMK tercatat sebesar 33,36 persen di perkotaan dan 20,16 persen di perdesaan.
Alasan Jumlah Sarjana Perempuan Lebih Unggul
Melansir dari bestcolleges.com, meningkatnya jumlah perempuan yang meraih pendidikan tinggi ini dapat dijelaskan melalui beberapa faktor.
Salah satu tonggak penting dalam sejarah kesetaraan pendidikan adalah pengesahan Judul IX pada tahun 1972 di Amerika Serikat, yang mempromosikan kesetaraan gender dalam pendidikan.
Sejak saat itu, kampanye kesetaraan gender semakin gencar dan memberikan dampak positif pada akses perempuan terhadap pendidikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Selain itu, semakin banyaknya perempuan yang berpartisipasi dalam angkatan kerja dalam beberapa dekade terakhir juga menjadi faktor pendorong utama bagi perempuan untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi.
Namun, di sisi lain, alasan di balik berkurangnya jumlah laki-laki dalam pendidikan tidak begitu jelas.
Menurut laporan Wall Street Journal, tingkat putus sekolah di kalangan laki-laki sangat tinggi dan berkontribusi sebesar 71 persen terhadap penurunan angka pendaftaran di perguruan tinggi dan universitas dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga: Tidak Harus Sarjana, Lulusan SMA Bisa Coba 5 Jalur Karier Berikut Ini!
Terlepas dari itu, adanya hal ini menunjukan perempuan kini semakin memiliki kesempatan yang setara untuk mencapai pendidikan tinggi.
Dengan pendidikan tinggi, perempuan dapat lebih berdaya dalam berbagai bidang, baik di dunia kerja, politik, maupun masyarakat luas.
Selain itu, akses pendidikan yang setara juga akan membantu mempersiapkan perempuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan terus meningkatnya angka perempuan sarjana, Indonesia berada di jalur yang benar menuju kesetaraan gender yang lebih merata di masa depan.
Peningkatan partisipasi perempuan dalam pendidikan tinggi bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, tetapi juga menjadi langkah besar bagi Indonesia menuju masyarakat yang lebih adil dan setara.
Kawan puan, setiap capaian yang diraih perempuan di bidang pendidikan adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih cerah dan seimbang bagi semua.
(*)
Ken Devina