Parapuan.co - Kawan Puan, imunisasi adalah langkah penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.
Namun, reaksi atau efek samping setelah imunisasi sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi para orang tua.
Efek samping seperti nyeri dan bengkak di lokasi suntikan, demam, muntah, mengantuk, atau kehilangan selera makan memang umum terjadi dan biasanya sembuh dalam beberapa hari.
Namun, jika gejala tersebut tidak kunjung membaik, ini mungkin menunjukkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Kenali apa itu KIPI dan penanganannya sebagaimana dikutip dari laman Ayo Sehat Kementerian Kesehatan berikut ini!
Apa Itu KIPI?
KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ialah kondisi atau gejala yang muncul setelah pemberian imunisasi dan dapat terjadi karena berbagai penyebab.
Meskipun KIPI biasanya ringan dan tidak berbahaya, beberapa kasus memerlukan perhatian medis lebih lanjut, terutama jika gejala berlangsung lebih dari 2-3 hari.
Penyebab KIPI
Baca Juga: Tak Hanya Perempuan Dewasa, Anak Juga Butuh Vaksin HPV Demi Cegah Kanker Serviks
1. Reaksi terhadap Kandungan Vaksin
KIPI dapat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap salah satu komponen dalam vaksin.
Contohnya, pembengkakan otot setelah vaksin DPT, yang merupakan reaksi tubuh terhadap kandungan vaksin tersebut.
2. Respon Kecemasan Berlebihan
Rasa takut terhadap jarum suntik dapat memicu kecemasan yang berlebihan, terutama pada anak.
Reaksi seperti pusing, mual, nyeri, atau bahkan pingsan bisa disebabkan oleh kecemasan.
3. Kelainan atau Penyakit Bawaan
Beberapa kondisi kesehatan yang sudah ada sejak lahir atau kelainan kongenital bisa menjadi penyebab munculnya gejala yang kebetulan timbul bersamaan dengan imunisasi, meski tidak ada kaitannya dengan vaksin itu sendiri.
Gejala KIPI
Baca Juga: Mengenal Imunisasi IPV, Vaksin Suntik untuk Mencegah Virus Polio
Gejala KIPI dibedakan menjadi reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal adalah gejala yang timbul di sekitar area suntikan, seperti nyeri, kemerahan, dan pembengkakan.
Sementara itu, reaksi sistemik seperti sakit kepala, demam, dan merasa lemas bisa muncul di seluruh tubuh.
Selain dua gejala di atas, ada pula gejala yang lebih berat dan jarang terjadi meliputi:
- Reaksi Alergi Berat: seperti anafilaksis (syok alergi), ruam, gatal, batuk, sesak napas, pusing, dan muntah.
- Gangguan Kesehatan Serius: meliputi penurunan trombosit, kejang, dan kelemahan otot. Meski begitu, gejala berat ini jarang terjadi dan umumnya dapat ditangani tanpa efek kesehatan jangka panjang.
Pencegahan KIPI
1. Menghindari aktivitas yang menguras tenaga dapat membantu anak merasa lebih nyaman setelah vaksin.
2. Jika ingin memberikan obat pereda nyeri atau demam, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan keamanan.
3. Usahakan anak tidak mandi air panas atau berada di ruangan yang terlalu panas setelah imunisasi.
4. Menghindari tekanan atau gosokan pada area suntikan dapat mencegah iritasi atau peradangan.
5. Jika ingin memberi anak suplemen atau obat yang meningkatkan sistem kekebalan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Ada Polio dan Hepatitis, Ini Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi
Diagnosis KIPI
Jika orang tua mencurigai anak mengalami KIPI, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Dokter akan menganalisis kondisi kesehatan anak dengan mempertimbangkan riwayat kesehatan keluarga dan gejala yang muncul setelah imunisasi.
Pengobatan KIPI
KIPI ringan umumnya dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala KIPI:
1. Istirahat cukup, sehingga membantu tubuh pulih dari gejala KIPI.
2. Mengonsumsi cairan yang cukup untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
3. Gunakan kain bersih yang dibasahi air dingin untuk mengompres area yang nyeri, jika diperlukan.
4. Jika anak mengalami demam atau nyeri berlebih, konsultasikan dengan dokter untuk pemberian obat.
Dengan memahami gejala, penyebab, dan cara mengatasi KIPI, orang tua dapat lebih tenang dalam menghadapi efek samping imunisasi.
Baca Juga: Data Dunia, Cakupan Vaksin HPV Meningkat Namun Imunisasi Anak Mandek
(*)