Parapuan.co - Literasi keuangan membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi dengan baik.
Gaya hidup konsumtif saat ini menyebabkan banyak dari kita yang mungkin menggunakan tabungan.
Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret menjelaskan hasil survei yang dilakukan terhadap 1.000 orang.
Sebesar 76 persen responden memiliki concern terhadap keuangan dan dari jumlah tersebut, 49 persennya mengaku khawatir pada kemampuannya untuk menabung.
Dari survei tersebut, diungkapkan kekhawatiran untuk menabung dikarenakan belanja yang terus meningkat.
Apa Saja yang Dibelanjakan?
Ada 5 kategori belanja tertinggi, 31 persennya alokasi pendidikan anak dan 29 persen untuk kebutuhan rumah tangga.
Selain iti, 23 persen responden membelanjakan uang mereka untuk tagihan utilitas, 19 persen alokasi produk kecantikan atau perawatan, dan 19 persen untuk pembelian home delivery untuk makanan.
Bagaimana Alokasi Keuangan agar Tetap Bisa Menabung?
Baca Juga: PPATK Sebut Masyarakat Habiskan 70 Persen Gaji untuk Judi Online, Ini Bahayanya
UOB Indonesia membagikan tips untuk komposisi dari alokasi keuangan yang baik.
Tentunya, alokasi atau budgeting diperlukan agar kita tetap bisa menabung di masa sulit ini.
Sebanyak 70-85 persen untuk kebutuhan yang meliputi tempat tinggal hingga makanan.
Setelah itu, 10-20 persen disisihkan untuk tabungan yang meliputi dana darurat, investasi dan asuransi.
Sisanya, 5 sampai 10 persen digunakan untuk memenuhi keinginan seperti hiburan, olahraga, dan lain-lain.
Lebih lanjut, Vera menyebut UOB memiliki metode Risk-First Approach yang akan membantu mengenali tahap perjalanan keuangan tiap individu.
Hal tersebut dimulai dengan memahami tingkat toleransi risiko saat mengelola keuangan.
Dalam pendekatan risk-first, ada tiga pilar atau langkah dalam perencanaan keuangan.
Baca Juga: Mudah dan Praktis, Begini Cara Cek Saldo JHT Lewat Aplikasi JMO
Langkah pertama adalah melindungi (protect) diri dan orang yang dicintai dari risiko kejadian hidup tidak terduga.
Perlindungan bisa dilakukan dengan menyediakan dana darurat dan perlindungan asuransi.
Pada langkah kedua, membangun (build), portofolio awal dengan produk keuangan yang tidak mudah terpengaruh kendali pasar.
Terakhir, meningkatkan (enhance) pertumbuhan portofolio investasi dengan menangkap peluang pasar.
(*)