Parapuan.co - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan tengah mendekati beberapa produsen vaksin terkemuka dari berbagai negara untuk pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC) guna memperkuat upaya pengendalian TBC nasional.
Sebagai salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, Indonesia membutuhkan langkah signifikan dalam mengatasi masalah kesehatan ini.
“Ada 3 kandidat vaksin TBC yang kita dekati, ketiganya berasal dari negara yang berbeda,” kata Menkes di Bali, Senin (11/11).
Kandidat pertama adalah vaksin TBC yang dikembangkan dengan teknologi protein rekombinan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline (GSK) asal Amerika Serikat.
Kandidat kedua dikembangkan melalui kolaborasi antara perusahaan farmasi Tiongkok, CanSino, dan perusahaan biofarmasi Indonesia, Etana, yang menggunakan teknologi viral-vector dan saat ini sedang menjalani uji klinis fase pertama.
Kandidat ketiga merupakan hasil pengembangan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, bersama perusahaan farmasi Indonesia, Biofarma, yang menggunakan teknologi mRNA.
“Kami juga akan berkontribusi untuk mengikuti proses uji klinis dari ketiga produsen vaksin TB tersebut,” ucap Menkes.
Lebih lanjut, Menkes menegaskan bahwa vaksin ini nantinya ditargetkan bagi anak-anak dan orang dewasa, baik yang belum terinfeksi maupun yang sudah terpapar TBC.
Tuberkulosis, atau dikenal sebagai TB atau TBC, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Baca Juga: Selain Tidak Mengetahui Gejala Awal, Ini Kendala dalam Pencegahan TBC
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, dan biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyerang organ lain seperti tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Penularan TB terjadi saat seseorang menghirup kuman TB yang tersebar di udara.
Ketika penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri menyebar melalui percikan dahak atau droplet.
Sekali batuk dapat mengeluarkan sekitar 3000 percikan yang berisi hingga 3500 bakteri M. tuberculosis, sementara sekali bersin dapat menyebarkan sekitar 4500 hingga 1 juta bakteri tersebut.
Bakteri ini kemudian masuk ke saluran pernapasan, menuju paru-paru, dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dalam 6-14 minggu setelah infeksi terjadi.
Meski lesi sering sembuh sepenuhnya, kuman TB dapat bertahan dalam keadaan dormant (tidur) dan dapat kembali aktif ketika daya tahan tubuh menurun. (*)
Baca Juga: Pernah Dialami Oleh Duta Sheila On 7, Kenali Berbagai Gejala TBC