Parapuan.co - Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai di berbagai sektor industri.
Program pendidikan vokasi ini dirancang untuk memberikan keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan di dunia kerja.
Dengan fokus pada keahlian teknis, pendidikan vokasi memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri, baik itu di sektor manufaktur, pertanian, perikanan, atau pun sektor-sektor lainnya yang berkembang pesat.
Hal ini sangat relevan mengingat banyaknya kebutuhan tenaga kerja terampil yang dapat diandalkan di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Industri kreatif juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat luas, termasuk di sektor digital yang kini semakin menjanjikan.
Misalnya, profesi seperti desainer grafis, pengembang game, animator, hingga content creator di platform digital seperti YouTube dan Instagram, merupakan contoh nyata bagaimana industri kreatif terus berkembang pesat.
Oleh karena itu, pendidikan vokasi perlu memperkenalkan kurikulum yang lebih berfokus pada pengembangan kemampuan kreatif dan teknis yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pendidikan vokasi yang mengedepankan sektor industri kreatif tidak hanya meningkatkan kualitas tenaga kerja, tetapi juga memperkuat daya saing bangsa dalam industri global.
Jadi, diperlukan kerjasama yang lebih erat antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah untuk merancang program pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Baca Juga: Hadirkan Dian Sastro Jadi Dosen, Yuk Mengenal Program Vokasi di UI!
Penerapan kurikulum berbasis industri, penyediaan fasilitas pelatihan yang memadai, serta kolaborasi dengan perusahaan atau lembaga kreatif akan menciptakan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin dinamis, khususnya dalam menghadapi era digital yang terus berkembang.
Asep Sunandar, Asisten Deputi Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen pekerjaan berisiko digantikan oleh teknologi canggih.
Ia menekankan pentingnya persiapan yang matang bagi generasi muda agar tidak terjebak dalam pengangguran akibat perkembangan teknologi ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Asep pada acara pengukuhan Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Trenggalek, dan Kota Probolinggo pada Kamis, 7 November 2024.
Ditekankan juga pentingnya peran pemerintah daerah dalam memberikan perhatian dan alokasi waktu yang tepat untuk TKDV, guna memastikan bahwa institusi pendidikan, lembaga pekerjaan, dan organisasi dapat berkolaborasi dalam menciptakan peluang kerja baru untuk generasi muda.
Lebih lanjut, Asep mengusulkan agar TKDV melakukan asesmen minat dan bakat bagi siswa SMP, guna membantu mereka menentukan jalur pendidikan vokasi atau tinggi yang tepat.
TKDV, selain berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, baik di sektor manufaktur maupun sektor lainnya seperti olahraga, pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, dan food and beverage (FnB).
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya hilirisasi industri di berbagai sektor serta dorongan untuk industrialisasi pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, dan FnB. (*)
Baca Juga: Mimpi Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Kemenko PMK Tingkatkan Kualitas Perempuan dan Anak