Parapuan.co - Kawan Puan pernah mendengar istilah alexithymia?
Bagi kebanyakan orang, istilah alexithymia cukup asing di telinga.
Alexithymia merupakan gangguan kesehatan mental yang bisa berdampak cukup besar bagi penderitanya.
Bagi Kawan Puan yang penasaran apa itu alexithymia, berikut PARAPUAN merangkumnya untukmu!
Apa Itu Alexithymia?
Alexithymia adalah istilah yang merujuk pada kondisi psikologis seseorang di mana mereka kesulitan mengenali, memahami, dan mengungkapkan emosi secara tepat.
Seseorang dengan masalah alexithymia cenderung mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenis emosi yang mereka rasakan dan menggambarkan perasaannya secara verbal.
Bukan hanya tentang dirinya, seseorang yang memiliki alexithymia juga kesulitan memahami emosi orang lain.
Untuk diketahui bahwa alexithymia bukanlah situasi yang membahayakan.
Baca Juga: Perselingkuhan Orang Tua Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental Anak
Meski begitu, kondisi ini bisa membuat seseorang mengalami kesulitan berinteraksi secara emosional dengan orang lain dan dapat memengaruhi kehidupan mereka.
Baik hubungan interpersonal, kesehatan mental, hingga kualitas hidup secara keseluruhan.
Bagaimana Gejala Alexithymia?
Menurut laman Medical News Today, ada berbagai tanda dan gejala alexithymia, yakni:
- Kesulitan mengidentifikasi perasaan dan emosi.
- Kemampuan terbatas untuk komunikasikan perasaan pada orang lain.
- Kesulitan mengenali dan menanggapi emosi orang lain.
- Keterampilan mengatasi stres yang buruk.
- Tampak kaku dan tidak memiliki selera humor.
- Kepuasan hidup yang buruk.
Apa Penyebab Alexithymia?
Ada berbagai penyebab seseorang menderita alexithymia, seperti:
1. Faktor Genetika
Sebuah penelitian yang dirilis jurnal Karger menunjukkan bahwa faktor genetik bisa memicu seseorang mengalami alexithymia, terutama jika mereka kembar.
Baca Juga: Terapi Mental yang Efektif, Ekspresikan Emosi Melalui Melukis
Seseorang juga lebih rentan mengalami alexithymia jika ada kerabatnya yang juga mengalaminya.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan rupanya juga memiliki peran dalam penyebab alexithymia.
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah adanya trauma masa kecil, masalah kesehatan fisik dan mental, hingga faktor sosial ekonomi.
3. Cedera Otak
Sebuah penelitian yang dirilis jurnal National Library of Medicine menunjukkan bahwa seseorang dengan cedera otak memiliki risiko lebih tinggi mengalami alexithymia.
Kawan Puan, itu tadi penjelasan terkait masalah kesehatan alexithymia.
Apakah kamu pernah menemukan orang terdekatmu mengalami hal serupa?
Baca Juga: Seni dan Teknologi sebagai Pendukung Kesehatan Mental Generasi Muda
(*)