Parapuan.co - Dunia sains, yang selama ini sering diasosiasikan dengan sosok laki-laki berkacamata dan jas putih, perlahan mulai berubah.
Kontribusi perempuan dalam bidang ini semakin diakui dan dibutuhkan.
Penelitian menunjukkan bahwa perspektif yang beragam, termasuk gender, dapat memperkaya proses penelitian dan menghasilkan inovasi yang lebih inklusif.
Untuk menularkan semangat pemberdayaan dan mengapresiasi peran perempuan peneliti dalam dunia sains, L'Oréal dan UNESCO kembali memberikan penghargaan kepada srikandi Indonesia yang berkontribusi terhadap agenda pembangunan nasional.
Khususnya dalam mendukung Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Tahun ini, program L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) memilih empat perempuan peneliti untuk meraih penghargaan dan pendanaan riset masing-masing sebesar Rp100.000.000.
Mereka adalah Della Rahmawati, Ph.D. (Universitas Swiss German), mengembangkan solusi untuk mengatasi stunting melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi.
Ada pula Rachma Wikandari, Ph.D. (Universitas Gadjah Mada), yang mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang sebagai solusi nabati bergizi.
Selain itu juga Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D. Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D. (Institut Teknologi Bandung), menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan terhadap gempa.
Baca Juga: Jadi Peneliti Inspiratif, Wamen Stella Christie Diabadikan dalam Film Pendek
Deliana Dahnum, Ph.D. (Badan Riset dan Inovasi Nasional), meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa untuk mengurangi emisi karbon.
Keempat pemenang ini menciptakan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana.
Dalam sambutannya, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, menyampaikan apresiasi terhadap L’Oréal Indonesia yang mendukung para perempuan peneliti.
"Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para perempuan peneliti ini berperan penting dalam menjawab tantangan bangsa dan mendukung agenda pembangunan nasional," ujarnya dalam acara L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024, di Jakarta pada Senin (11/11/2024).
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, His Excellency Fabien Penone, menambahkan, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki bukan hanya hak asasi yang fundamental, tetapi juga hak yang esensial dalam mewujudkan keadilan sosial.
"Kami percaya bahwa kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang sangat penting, dan kami terus membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi di berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan," kata Fabien.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Itje Chodidjah, menyatakan pentingnya memberi wadah bagi perempuan peneliti Indonesia, meski masih ada tantangan seperti akses fasilitas dan hambatan sosial.
"Program ini tidak hanya membantu para perempuan peneliti Indonesia, namun juga mempersiapkan mereka untuk bersaing di panggung sains internasional,” ucap Itje.
Baca Juga: Kisah Transformatif Perempuan Peneliti dalam Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science
Program L'Oréal-UNESCO For Women in Science bekerja sama dengan berbagai institusi riset dan universitas di Indonesia untuk terus mendukung riset inovatif.
Sejak diluncurkan, program ini telah memberikan dukungan kepada 75 perempuan peneliti dengan total pendanaan mencapai 400 juta rupiah.
L'Oréal Indonesia juga mengembangkan jejaring daring bagi alumni program FWIS, memungkinkan para perempuan peneliti untuk berbagi pengetahuan dan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional mereka.
Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza, menekankan, bahwa dunia membutuhkan sains dan sains membutuhkan perempuan.
"Program ini akan terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk menjadi peneliti perempuan di masa depan,” pungkasnya.
Dengan keberhasilan program ini, L'Oréal-UNESCO For Women in Science berharap dapat terus memperkuat kontribusi perempuan peneliti dalam pembangunan Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
(*)
Ken Devina