Parapuan.co - Festival Sinema Prancis (FSP) kembali menyapa pencinta film di Indonesia.
Ini merupakan FSP edisi ke-26, dimulai pada 22 November hingga 8 Desember 2024.
Diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis di Indonesia dan Institut Francais d'Indonésie (IFI), festival ini telah menjadi acara yang ditunggu-tunggu sejak 1996.
Tahun lalu, FSP berhasil menarik lebih dari 10 ribu penonton, dengan 7 ribu di antaranya menikmati pemutaran film secara daring.
Pada tahun ini, FSP 2024 akan menghadirkan lebih dari 30 film melalui format hybrid, memutarnya langsung di 13 kota seluruh Indonesia, serta secara online di KlikFilm.
Menyuguhkan eksplorasi mendalam tentang evolusi sinema Prancis, FSP 2024 mengajak para penonton untuk menikmati karya sinema klasik dan inovatif yang mampu meruntuhkan sudut pandang tradisional sekaligus memperkenalkan perspektif segar dari sineas perempuan.
Beragam genre dari laga hingga komedi tersedia secara gratis dengan teks terjemahan Bahasa Indonesia, memungkinkan penonton untuk semakin mudah mengapresiasi sinema Prancis.
Festival dibuka dengan pemutaran perdana Le Comte de Monte-Cristo, adaptasi epik karya Alexandre Dumas oleh sutradara Matthieu Delaporte dan Alexandre de La Patellière.
Film yang dibintangi oleh Pierre Niney ini akan tayang serentak di tujuh bioskop Cinema XXI kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya pada 22 November.
Baca Juga: Ini 7 Film Wajib Tonton di Festival Sinema Australia Indonesia 2023
Festival ini ditutup dengan adaptasi klasik lainnya, Les Trois Mousquetaires: Milady pada 8 Desember di IFI.
Salah satu sorotan utama FSP 2024 adalah program Regards de femmes, yang menampilkan karya-karya sineas perempuan Prancis dan negara-negara berbahasa Prancis.
Program ini menghadirkan perspektif unik dan mendalam tentang pengalaman, perjuangan, dan impian perempuan seperti Maria karya Jessica Palud dan The Substance oleh Coralie Fargeat.
Acara diskusi bertajuk Perspektif Perempuan dalam Sinema juga akan diselenggarakan pada 23 November di IFI Thamrin bersama aktris dan duta festival 2024, Hannah Al Rasyid, serta tokoh-tokoh dari industri film untuk menggali pengaruh sineas perempuan dalam mengubah cara bercerita dunia perfilman.
Untuk memperingati 100 tahun Claude Sautet, festival ini juga mengadakan retrospektif yang dibuka dengan pemutaran Cesar et Rosalie pada 25 November di IFI Thamrin.
Diskusi dengan Asmara Abigail dan anggota Jakarta Cinema Club turut hadir untuk mengulas karya-karya legendaris Sautet
Sebagai bagian dari kolaborasi internasional, edisi perdana Indonesia-France Film Lab hadir untuk membimbing sineas muda Indonesia dalam mengembangkan proyek film mereka bersama mentor profesional Prancis.
Diselenggarakan pada 1-4 Desember bekerja sama dengan JAFF dan APROFI, program ini bertujuan memperkuat kolaborasi lintas budaya di bidang perfilman.
Baca Juga: Untungnya Kesetaraan Gender di Industri Film Menurut Barbara Stephen, Produser asal Australia
Kawan Puan bisa melihat film ini, mulai dari 30 November hingga 6 Desember 2024 mendatang.
Sepuluh film juga dapat diakses secara online melalui KlikFilm, memberikan kesempatan kepada penonton di seluruh Indonesia untuk menikmati kekayaan sinema Prancis secara mudah dan gratis.
(*)
Ken Devina