Upaya Serius Indonesia Atasi TBC dengan Memaksimalkan Deteksi, Pengobatan, dan Uji Vaksin

David Togatorop - Kamis, 14 November 2024
Indonesia serius mengatasi TBC untuk menurunkan angka kematian
Indonesia serius mengatasi TBC untuk menurunkan angka kematian iStock/South_agency

Parapuan.co - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia sangat serius dalam mengatasi tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang sangat mematikan bahkan lebih mematikan daripada COVID-19.

“Ketika belajar tentang TBC saya sangat terkejut, karena sampai saat ini TBC telah membunuh lebih dari 1 milyar orang di dunia."

"Artinya, TBC membunuh lebih banyak orang dibanding COVID-19,” kata Menkes saat menghadiri Welcome Greeting The Union World Conference on Lung Health di Hotel The Westin, Bali pada Selasa (12/11) malam.

Di Indonesia, TBC mengakibatkan 136 ribu kematian setiap tahunnya, yang berarti setiap lima menit satu orang meninggal karena penyakit ini.

Kasus TBC di Tanah Air diperkirakan mencapai 1 juta per tahun, namun pada tahun 2020 ketika Budi menjabat sebagai Menkes, hanya sekitar 400 ribu kasus yang teridentifikasi.

Menkes menekankan bahwa deteksi TBC mirip dengan COVID-19: jika tidak ada upaya tes, deteksi, dan pelaporan yang memadai, jumlah kasus terlapor akan tampak rendah.

Hal ini menyebabkan banyak kasus yang tidak terdeteksi dan pasien bisa menularkan TBC karena tidak mendapatkan pengobatan.

Sejak tahun 2022, Indonesia berkomitmen memperbaiki sistem deteksi dan pelaporan, mencapai angka notifikasi kasus tertinggi sepanjang sejarah.

Dari perkiraan 1 juta kasus TBC, sebanyak 724.309 kasus berhasil ditemukan pada tahun 2022, meningkat lagi menjadi 821.200 kasus pada 2023, dan sampai September tahun ini sudah teridentifikasi 627.797 kasus.

Baca Juga: Upaya Indonesia Kembangkan Vaksin TBC dengan Kolaborasi Produsen Vaksin Global

Menkes menargetkan pada 2025 bisa mendeteksi 1.035.000 kasus TBC. Selain fokus pada peningkatan temuan kasus, pemerintah juga berupaya memperbaiki pengobatan dan mulai menginisiasi penggunaan vaksin TBC.

“Itu kenapa Indonesia sangat agresif dalam mendorong regimen baru yang dapat mengurangi waktu treatment menjadi lebih cepat, lebih mudah dikunyah dan tidak menimbulkan efek samping,” ungkap Menkes.

Seiring dengan meningkatnya kasus yang ditemukan, jumlah pasien yang diobati pun bertambah. Pada 2021, sebanyak 403 ribu kasus diobati; jumlah ini melonjak menjadi 635 ribu pada 2022, dan pada 2023 mencapai 722 ribu kasus.

Sampai September tahun ini, sebanyak 539 ribu pasien TBC telah mendapatkan pengobatan.

Menkes juga menambahkan bahwa Indonesia aktif memfasilitasi uji klinis vaksin baru TBC, dengan harapan vaksin tersebut bisa diluncurkan pada 2029.

Melalui konferensi ini, Menkes berharap dapat mendorong upaya Indonesia dan dunia untuk bersama-sama memberantas TBC yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.

Guy Marks, Presiden The Union, memberikan apresiasi atas dukungan pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan konferensi ini di Bali pada 12-16 November 2024.

Marks juga menyoroti kesungguhan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya memberantas TBC. (*)

Baca Juga: Selain Tidak Mengetahui Gejala Awal, Ini Kendala dalam Pencegahan TBC

Penulis:
Editor: David Togatorop


REKOMENDASI HARI INI

Strategi Efektif Cegah DBD di Musim Hujan dengan PSN 3M Gerakan Jumantik dan Vaksin Wolbachia