Parapuan.co - Sama dengan laki-laki, perempuan juga rentan terserang penyakit stroke.
Stroke adalah penyakit yang terjadi akibat pasokan pembuluh darah ke otak terganggu atau berkurang.
Hal ini bisa disebabkan karena adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Seseorang yang terdiagnosis stroke memerlukan penangan cepat karena bisa menyebabkan kelumpuhan pada bagian tubuh hingga kematian.
Menurut laman Northwestern Medicine, perempuan menyumbang enam dari 10 kematian akibat stroke.
Artinya, meskipun laki-laki lebih mungkin terkena stroke, perempuan lebih mungkin meninggal karenanya.
Ditambah lagi, perempuan memiliki faktor risiko yang cukup unik terserang stroke.
Adapun risiko-risiko perempuan terserang stroke, yakni:
Mengonsumsi Pil KB
Baca Juga: Kenali Bahaya Hipertensi: Gejala, Risiko, dan Pentingnya Pemeriksaan Rutin Tekanan Darah
Masih jarang diketahui bahwa mengonsumsi kontrasepsi oral rupanya melipatgandakan risiko stroke.
Terutama pada perempuan yang usianya di atas 35 tahun.
Kehamilan
Lebih lanjut, risiko stroke juga bisa meningkat selama masa kehamilan.
Hal ini terjadi karena perubahan tekanan darah dan tekanan pada jantung.
Terapi Penggantian Hormon
Beberapa perempuan mungkin melakukan terapi penggantian hormon untuk meringankan gejala menopause.
Kenyataannya, terapi ini justru meningkatkan risiko stroke pada perempuan.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Kita Tidak Boleh Mengabaikan Cek Kesehatan
Kolesterol Tinggi
Perempuan rentan mengalami masalah kolesterol tinggi.
Faktor inilah yang dapat meningkatkan risiko stroke sampai lima kali lipat.
Stroke merupakan penyakit yang tidak mengenal gender.
Meski demikian, tingkat kematian akibat stroke pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki.
Untuk itu, tetap jaga kesehatan tubuhmu dan terapkan pola hidup sehat.
Segera lakukan pemeriksaan apabila mengalami gejala stroke seperti gerak tubuh melemah, mati rasa pada satu sisi tubuh, hingga sakit kepala hebat dan mendadak.
Baca Juga: Pilihan Makanan untuk Pasien Stroke, Seperti yang Dialami Betharia Sonata
(*)